
Blog Tribunners
3 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendidik Anak
Perkembangan zaman modern sekarang ini memberikan banyak tantangan yang harus kita hadapi. Tidak hanya tantangan bagi orang dewasa, melainkan juga bag
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan zaman modern sekarang ini memberikan banyak tantangan yang harus kita hadapi. Tidak hanya tantangan bagi orang dewasa, melainkan juga bagi anak-anak.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa perlu mempersiapkan ‘bekal’ guna menghadapi tantangan-tantangan di masa depan mereka kelak. Pembekalan tersebut dapat diperoleh dengan menempuh proses pendidikan.
Namun pada kenyataannya, proses menuju keberhasilan pendidikan bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak sekali hal-hal yang mengganggu bahkan hingga merusak ekosistem pendidikan. Salah satunya ialah peristiwa tawuran pelajar yang seakan enggan musnah dari dunia pendidikan di Indonesia. Data kasus pengaduan anak berdasarkan klaster pendidikan KPAI periode Januari 2010 – Juli 2015 menyebutkan anak korban tawuran pelajar sebanyak 271 orang (www.kemenpppa.go.id).
Tawuran antar pelajar kini tak boleh dipandang sebagai kenakalan kecil. Berbagai bentuk tindakan kekerasan yang terjadi pada saat tawuran kini telah meluas hingga ke ruang publik dan fasilitas-fasilitas umum serta cenderung mengarah pada perbuatan kriminal yang sangat fatal, yaitu pembunuhan.
Hal ini tentu sudah cukup menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih peka dalam memperhatikan perkembangan dan pendidikan anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar. Dalam hal ini, peran keluarga, satuan pendidikan, dan juga masyarakat tentu sangat dibutuhkan. Sudah saatnya 3 elemen ini (keluarga, satuan pendidikan, masyarakat) bersatu, melibatkan diri dan bekerjasama dalam membangun dan mengupayakan ekosistem pendidikan yang kondusif sebagai kunci keberhasilan pendidikan.
Ilustrasi foto : makarska-post.com
Nah, bagi Anda yang masih enggan untuk terlibat dalam pendidikan anak, saya selaku pendidik, mencoba menyajikan 3 alasan penting yang perlu Anda renungkan sebagai langkah awal untuk menyadari bahwa peran kita semua sangat diperlukan dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak, yaitu :
Pertama, Anak adalah titipan dari Tuhan
Anak adalah titipan dari Tuhan. Ia adalah anugerah yang wajib kita jaga. Sebagai manusia yang beriman, kita tentu akan selalu berusaha untuk menjaga titipan-Nya dengan sebaik-baiknya. Alangkah meruginya kita jika menyia-nyiakan anugerah-Nya.
Kedua, Sekolah bukanlah satu-satunya
Banyak orangtua yang menganggap sekolah adalah satu-satunya pihak yang bertanggungjawab dalam keberhasilan pendidikan anak. Menurut saya, anggapan ini keliru, karena sejatinya sebelum anak menempuh pendidikan di sekolah, pertama-tama ia perlu mendapat pendidikan di keluarga sebagai pihak yang pertama diberi amanah untuk mendidik anak. Dalam hai ini, orangtua dan sekolah perlu bekerjasama dalam mendidik anak. Salah satu upaya yang bisa dilakukan sebagai upaya kerjasama ialah dengan membangun komunikasi yang baik antara orangtua dan pihak sekolah dalam menyelaraskan pendidikan di rumah dan di sekolah melalui kegiatan parenting.
Ketiga, Kita adalah makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial, sudah menjadi hal yang wajar jika kita saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Sebagai anggota masyarakat, kita bisa mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang kondusif. Misalnya, melalui program pemanfaatan waktu luang bagi anak-anak untuk melakukan kegiatan yang meningkatkan mutu pendidikan seperti gerakan gemar membaca, olahraga, apresiasi seni, dan lain sebagainya dari tingkat RT maupun RW secara berkesinambungan.
Demikianlah hal-hal yang semoga dapat menyadarkan kita akan pentingnya keterlibatan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang kondusif sebagai kunci keberhasilan pendidikan. Semoga bermanfaat!
Sulistiyaningsih, S.Pd
(Guru MDTA Fathul Ma'arif, Tegal. E-mail : sulis.gambaru@gmail.com)
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.