Sabtu, 23 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Doni Monardo Dorong Pemanfaatan Tanaman Sapu-sapu Jadi Sumber Ekonomi Baru di Babel Selain Timah

Tanaman sapu-sapu yang tumbuh subur di Bangka Belitung dinilai memiliki potensi jauh lebih besar dari timah.

HO
Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo di lokasi hamparan tanaman sapu-sapu, Bangka Belitung, Jumat (27/1/2023). 

Dukungan Direksi

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan menegaskan, gagasan atsiri sapu-sapu, paralel dengan tiga program strategis, yakni lingkungan hidup, peningkatan SDM, dan mitra binaan naik kelas. “Nah, program yang kita gulirkan di Babel ini mencakup tiga-tiganya,”

Ke depan ia berharap, atsiri sapu-sapu yang merupakan kearifan lokal bisa menjadi kearifan nasional, dan bermuara menjadi kearifan global.

Sementara itu, Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengapresiasi langkah kongkrit Grup MIND ID dengan mengembangkan potensi tanaman sapu-sapu menjadi minyak atsiri.

“Nanti kami akan membentuk unit pengelola. Bantuan MIND ID ini tidak murah, karenanya harus bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Ridwan yang juga Dirjen Minerba, Kementerian ESDM.

Baca juga: Letjen TNI (Purn) Doni Monardo Ingatkan Spirit Pahlawan kepada Pengurus Baru PPAD Jatim

Ia senang jika lahan bekas tambang yang ada di Babel kemudian ditanami sapu-sapu. Dengan demikian, program ini sekaligus bisa mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif.

“Untuk program atsiri sapu-sapu, kami juga akan melibatkan generasi milenial agar ikut memanfaatkan peluang besar ini,” tegasnya.

Tidak Asal Hijau

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Dewan Atsiri Indonesia dan para anggotanya.

Ketua Dewan Atsiri Indonesia, Dr.Ir Irdika Mansur, M.For.Sc menyampaikan, di antara anggota Dewan Atsiri juga terdapat ekportir atsiri.

“Jadi petani sapu-sapu nanti tidak perlu khawatir. Sebab, sudah ada pengusaha yang siap menampung atau membeli atsiri sapu-sapu masyarakat Babel,” kata Irdika yang juga Lektor Kepala IPB, itu.

Sekalipun menjadi Ketua Dewan Atsiri, Irdika adalah seorang yang ahli di bidang Reklamasi Lahan Pasca Tambang. Menurutnya, reklamasi bekas lahan tambang mengalami perubahan yang positif.

Jika dulu, reklamasi diartikan “asal hijau” (kembali), maka sejak tahun 2000-an mulai diberi nilai tambah. Tidak saja hijau, tetapi juga yang produktif.

Jadilah, sejumlah lahan bekas tambang menjadi –misalnya—objek wisata, kebun buah, dan hutan tanaman keras.

“Hari ini, ragamnya bertambah, menjadi lahan tumbuhan sapu-sapu yang produknya berupa minyak atsiri. Dengan kata lain, reklamasi tidak hanya hijau tapia da ‘cuan’ nya,” kata Irdika, disambut tawa sekaligus tepuk tangan hadirin.

Bangun Tidur, Tidur Lagi

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan