Tribunners / Citizen Journalism
Memudarnya Hegemoni Militer AS di Wilayah Udara Timur Tengah
AS telah lama mengerahkan ribuan tentara di fasilitas-fasilitas di UEA, Kuwait, Oman, Qatar, dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Kelompok bersenjata yang berkuasa di Yaman ini sebelumnya telah meluncurkan rudal ke UEA, dan juga Arab Saudi. Kedua negara ini bersekutu memerangi Houthi, dan gagal.
Perwakilan kedutaan UEA menolak berkomentar mengenai cerita ini.
Juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder mengklaim militer AS masih kemampuan untuk mengalirkan aset tambahan ke wilayah tersebut.
Ini termasuk langkah mendukung upaya pencegahan regional dan memberikan opsi untuk berbagai kemungkinan bila diperlukan.
“Kami juga mempertahankan kemampuan di seluruh wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan kami dan melakukan serangan pertahanan diri pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Ryder.
UEA adalah basis bagi Pangkalan Udara Al Dhafra, yang menampung puluhan pesawat AS yang terlibat dalam operasi di seluruh wilayah Timur Tengah.
Termasuk pesawat tempur dan drone pengintai seperti MQ-9 Reaper.
Pada Oktober, jet tempur F-16 AS melakukan serangan balasan terhadap dua fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan proksinya.
Meskipun Pentagon pada saat itu tidak mengungkapkan dari mana pesawat tersebut berasal, Al Dhafra adalah salah satu fasilitas terdekat di wilayah tersebut yang biasanya menampung F-16.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan membantah anggapan ada ketegangan antara AS dan UEA terkait pangkalan militer AS.
Sumber militer itu menyatakan pesawat serang A-10 dan drone bersenjata MQ-9 baru-baru ini beroperasi di Al Dhafra untuk mendukung operasi perlindungan pelayaran di Teluk Arab.
Namun segera setelah serangan pada bulan Oktober, Pentagon berhenti mengungkapkan secara terbuka banyak jenis pesawat yang digunakan dalam operasi pembalasan terhadap proksi Iran.
Sementara itu, serangan terhadap Houthi sejak Januari dilakukan oleh jet tempur F/A-18 Angkatan Laut AS dari kapal induk USS Dwight D Eisenhower, yang berada di perairan internasional.
Setelah serangan proksi yang didukung Iran menewaskan tiga tentara Amerika di sebuah pos kecil Amerika di Yordania pada bulan Januari, Amerika menerbangkan pesawat pengebom B-1 jarak jauh dari Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth, South Dakota.
“Ini adalah satu lagi demonstrasi kami mempertahankan kemampuan serangan global, yang berarti kami dapat bergerak dengan cepat dan fleksibel untuk merespons secara global pada waktu dan tempat yang kami pilih dan bahwa kami tidak terbatas hanya pada pesawat yang ada di Komando Pusat,” kata Ryder.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Konflik Timur Tengah
AS Serang Yaman
AS-Inggris Serang Houthi Yaman
AS Lancarkan Serangan ke Yaman
Serangan AS ke Irak dan Suriah
Timur Tengah Membara, Mesir dan Yordania Janji Bantu Lebanon Hadapi Serangan Israel |
![]() |
---|
Konflik Timur Tengah Memanas Dongkrak Harga Minyak Dunia, Pemerintah Ungkap Nasib BBM RI |
![]() |
---|
Wall Street Kembali Anjlok, Dibuka Merah Usai Terseret Ketegangan Konflik Timur Tengah |
![]() |
---|
Minyak Dunia Banting Harga, Anjlok Hingga 17 Persen Dampak Ketegangan Konflik Timur Tengah |
![]() |
---|
Media-media Siarkan Isu Yahya Sinwar Tewas, Jejak Radar Hilang hingga Catatan Diary |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.