Tribunners / Citizen Journalism
Memudarnya Hegemoni Militer AS di Wilayah Udara Timur Tengah
AS telah lama mengerahkan ribuan tentara di fasilitas-fasilitas di UEA, Kuwait, Oman, Qatar, dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
AS telah lama mengerahkan ribuan tentara di fasilitas-fasilitas di UEA, Kuwait, Oman, Qatar, dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Peran negara-negara Arab dalam mendukung aktivitas militer AS semakin mendapat sorotan sejak pecahnya perang Israel-Hamas Oktober 2023.
Konflik ini mempertentangkan kepentingan negara-negara Arab dalam meredakan kemarahan warganya terhadap Israel.
Di sisi lain ada keinginan mereka untuk membantu Washington menangkis serangan yang didukung Iran.
Pembatasan terhadap aktivitas AS di wilayah mereka mencerminkan perhitungan Arab mengenai seberapa besar dukungan yang mereka berikan, tanpa membuat marah Iran.
Di tengah meningkatnya jumlah korban warga sipil di Gaza, beberapa negara Arab, khususnya negara-negara yang mencoba melakukan perdamaian dengan Iran, semakin membatasi ruang gerak AS dan mitranya untuk melakukan operasi pertahanan diri dari wilayah mereka.
Hal ini termasuk pembatasan serangan balasan terhadap serangan di Irak, Suriah, dan Laut Merah.
Presiden AS Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir telah memerintahkan beberapa serangan udara dan rudal balasan ke sasaran pro-Iran.
Beberapa di antaranya dilakukan bersama dengan sekutu AS, terhadap ancaman yang didukung Iran di Timur Tengah.
Milisi yang didukung Iran telah menyerang pasukan AS di Irak, Suriah dan Yordania menggunakan campuran drone, roket, dan rudal sebanyak 170 kali sejak Oktober, menewaskan tiga anggota militer AS dan melukai puluhan lainnya.
Sementara itu, pemberontak Houthi di Yaman telah melancarkan 46 serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak kampanye dimulai pada 19 November.
Negara-negara Arab tertentu membatasi akses pangkalan dan penerbangan bagi aset-aset yang berpartisipasi dalam serangan balasan ini.
Tidak jelas berapa banyak negara yang mengambil tindakan ini.
Alasan UEA khususnya melakukan hal ini, menurut salah satu pejabat Barat, adalah mereka tidak ingin terlihat menentang Iran dan tidak ingin terlihat terlalu dekat dengan barat dan Israel.
Ini demi mendapatkan opini publik baik domestik maupun kawasan. UEA dalam beberapa tahun terakhir juga menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya serangan dari kelompok Houthi di Yaman.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Konflik Timur Tengah
AS Serang Yaman
AS-Inggris Serang Houthi Yaman
AS Lancarkan Serangan ke Yaman
Serangan AS ke Irak dan Suriah
Timur Tengah Membara, Mesir dan Yordania Janji Bantu Lebanon Hadapi Serangan Israel |
![]() |
---|
Konflik Timur Tengah Memanas Dongkrak Harga Minyak Dunia, Pemerintah Ungkap Nasib BBM RI |
![]() |
---|
Wall Street Kembali Anjlok, Dibuka Merah Usai Terseret Ketegangan Konflik Timur Tengah |
![]() |
---|
Minyak Dunia Banting Harga, Anjlok Hingga 17 Persen Dampak Ketegangan Konflik Timur Tengah |
![]() |
---|
Media-media Siarkan Isu Yahya Sinwar Tewas, Jejak Radar Hilang hingga Catatan Diary |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.