Sabtu, 23 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Menghitung Pengaruh Jokowi dan Cara Prabowo agar Tak Didikte Gibran Bersama Bapaknya

banyak pihak meragukan apakah Jokowi benar-benar akan sepenuhnya melepaskan peran dalam kancah politik nasional setelah tak menjabat

Editor: Yulis
Dokumentasi
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto yang juga presiden terpilih periode 2024-2029 memberikan ucapan HUT kepada Presiden RI Jokowi secara langsung di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (21/6) sore. 

Penulis: M. Ainul Yaqin Ahsan, pengamat politik

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali menyatakan niatnya untuk kembali ke Solo dan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa setelah masa jabatannya berakhir.

Namun, mempertimbangkan popularitas yang masih tinggi dan pengaruhnya yang kuat, banyak pihak meragukan apakah beliau benar-benar akan sepenuhnya melepaskan peran dalam kancah politik nasional.

Pertanyaan besar yang muncul adalah, ke mana arah Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden?

Pengaruh dan Potensi Peran Jokowi

Dalam konteks cawe-cawe tidak langsung, peran Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo, menjadi sangat penting. Gibran, yang semakin dikenal publik dan memiliki basis dukungan kuat, dapat menjadi proksi Jokowi dalam menjaga pengaruh di panggung politik nasional.

Sebagai figur muda yang karismatik, Gibran memiliki potensi besar untuk naik ke posisi yang lebih strategis, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Baca juga: Jokowi dan Prabowo Bakal Pisah Jalan di Pilgub Jateng? Parpol KIM Belum Bulat Tentukan Jagoan

Selain itu, sejumlah menteri yang mungkin dititipkan Jokowi dalam kabinet presiden selanjutnya juga dapat menjadi instrumen penting bagi Jokowi untuk tetap berpengaruh.

Menteri-menteri ini bisa memainkan peran kunci dalam menjaga kesinambungan program-program strategis yang diinisiasi Jokowi, seperti pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan.

Namun, cawe-cawe langsung oleh Jokowi akan jauh lebih sulit. Tanpa struktur partai politik yang kokoh dan kekuatan birokrasi baik sipil maupun militer, daya persuasi Jokowi akan berkurang signifikan setelah ia lengser dari jabatan presiden.

Pengaruh politik tanpa jabatan formal sangat bergantung pada jaringan dan loyalitas yang telah dibangun selama masa jabatan. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana Jokowi akan mengelola dukungan dari partai-partai politik yang berada di lingkaran koalisinya saat ini.

Potensi Jokowi di Partai-Partai Koalisi Petahana

Partai-partai politik yang saat ini berada di koalisi pendukung pemerintah, seperti PDIP, Golkar, dan PAN, memiliki peran kunci dalam menentukan sejauh mana pengaruh Jokowi akan bertahan.

Misalnya, Golkar dengan Munas yang akan datang dan kemungkinan pergantian kepemimpinan, serta PAN yang menawarkan ruang lebih fleksibel bagi Jokowi untuk berperan.

Namun, langkah ini tidak akan mudah. Dinamika internal partai-partai tersebut sangat kompleks dan memerlukan strategi yang matang.

Jokowi perlu memastikan bahwa loyalisnya berada di posisi-posisi strategis dalam struktur partai untuk mempertahankan pengaruhnya.

Salah satu pendekatan yang realistis bagi Jokowi adalah fokus pada peran sebagai elder statesman, seorang negarawan senior yang dihormati dan menjadi referensi dalam pengambilan keputusan strategis.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan