Selasa, 26 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Mengintegrasikan Trisakti Soekarno dalam Kebijakan Pengelolaan Ruang Udara

Ruang udara juga merupakan salah satu komponen dari kekayaan sumber daya yang perlu dijaga sebagai modal dasar pembangunan.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Dennis Destryawan
RUANG UDARA - Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH, Anggota Panitia Khusus RUU Pengelolaan Ruang Udara dari F-PDIP DPR RI, bicara pentingnya pengelolaan ruang udara sebagai modal pembangunan nasional. 

Dalam konteks Indonesia, Trisakti menurut Soekarno merupakan gambaran dari tiga masalah yang perlu segera diperbaiki oleh bangsa Indonesia dengan cepat.

Soekarno melihat bahwa diperlukan perbaikan dalam berbagai aspek kenegaraan dalam negara Indonesia agar dapat keluar dari jebakan.

Trisakti sebagai sebuah gagasan politik diterjemahkan ke dalam 3 (tiga) poin, yaitu (1) kedaulatan politik, (2) kemandirian ekonomi, dan (3) berkepribadian dalam bidang sosial dan budaya.

Pertama, secara politik bangsa Indonesia masih belum mampu menunjukkan eksistensinya sebagai sebuah bangsa karena masih kuatnya aliansi pusat-satelit antara penjajah dan negara terjajah.

Artinya, hubungan ketergantungan kepada penjajah masih kuat, baik itu dalam bentuk patronase politik maupun patronase ekonomi. Kondisi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya berdaulat secara politik, karena masih rawan dirongrong oleh pihak-pihak penjajah.

Kedua, secara ekonomi bangsa Indonesia juga mengalami ketergantungan terhadap pasokan bantuan ekonomi asing agar dapat mengembangkan ekonominya secara mandiri.

Namun tak disangka, ketergantungan tersebut membuat perekonomian nasional dieksploitasi melalui keberadaan borjuasi nasional yang berkolaborasi dengan imperialisme global dalam memperoleh keuntungan pribadi.

Ketiga, secara kultural, mentalitas kolonial membuat bangsa ini melupakan semangat gotong royong sebagai modal sosial dalam memperkuat solidaritas politik dan ekonomi.

Budaya Indonesia semakin teracuni oleh esensi individualisme dan liberalisme yang ditanamkan dalam skema free fight liberalism.

 Ketiga masalah tersebut merupakan bentuk ancaman dari sisa-sisa kolonialisme, kapitalisme dan imperialisme yang telah menemukan bentuknya yang baru dalam wujud nekolim.

Melalui ketiga aspek kehidupan bernegara tersebut, nekolim berusaha menancapkan pengaruhnya di Indonesia. Budaya Indonesia semakin teracuni oleh esensi individualisme dan liberalisme yang ditanamkan dalam skema free fight liberalism.

Ketiga masalah tersebut merupakan bentuk ancaman dari sisa-sisa kolonialisme, kapitalisme, dan imperialisme yang menemukan bentuk baru dalam wujud nekolim, melalui ketiga aspek kehidupan bernegara tersebut, nekolim mencoba menancapkan pengaruhnya di Indonesia.

Budaya Indonesia semakin teracuni oleh esensi individualisme dan liberalisme yang ditanamkan dalam skema free fight liberalism. 

Ketiga masalah tersebut merupakan bentuk ancaman dari sisa-sisa kolonialisme, kapitalisme, dan imperialisme yang menemukan bentuk baru dalam wujud nekolim. Melalui ketiga aspek kehidupan bernegara tersebut, nekolim berusaha menancapkan pengaruhnya di Indonesia.

Pemikiran Soekarno mengenai Trisakti ini sangat relevan dengan konsepsi  RUU tentang Ruang Udara. Sebab kebijakan ruang udara harus dirumuskan dan diputuskan secara mandiri oleh bangsa Indonesia, tanpa adanya tekanan atau intervensi dari negara lain atau kepentingan asing.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan