Kamis, 7 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Bendera One Piece

Ketika Bendera Anime Bajak Laut Jepang Jadi Kontroversi di Indonesia

Reaksi keras pemerintah terhadap fenomena One Piece menunjukkan kegagalan ISA dan dipakainya RSA sebagai mekanisme backup.

Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi pribadi
BENDERA ONE PIECE - Henry Sianipar, Mahasiswa calon doktor Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Dosen Ilmu Komunikasi UBSI Jakarta. 

Oleh: Henry Sianipar

Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Dosen Ilmu
Komunikasi UBSI Jakarta

4 AGUSTUS 2025, di perempatan jalan desa Jurang Jero Kabupaten Sragen, mural bergambar bajak laut Jolly Roger One Piece dihapus dengan pengawasan dari aparat keamanan.

Terbersit kekecewaan anak muda desa yang menggambar sang bajak laut, usai membuat pernak-pernik hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Reaksi tegas aparat keamanan tampaknya mengacu pada beberapa pernyataan pemerintah seperti MenkoPolkam Budi Gunawan yang menyingung mengenai kehormatan bendera negara dalam Pasal 24 UU Nomor 24/2009 dan memerintahkan aparat bertindak “tegas dan terukur”.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, beberapa kali menyatakan pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari gerakan sistematis untuk memecah belah bangsa dan meminta aparat mengawasi potensi provokasi.

Dari lensa Teori Kritis, pernyataan keras para pejabat negara ini adalah pertarungan ideologis yang kompleks antara Apparatus Ideologis Negara (Ideological State Apparatus/ISA) dengan produk industri budaya global yang secara tidak sengaja menjadi medium resistensi.

Bagaimana sebuah produk kapitalis Jepang dapat menantang hegemoni simbolik negara?

Dan mengapa negara merasa perlu "mengatur" bentuk ekspresi budaya pop semacam ini?

Genealogi One Piece: Dari Produk Industri Budaya Menjadi Fenomena Resistensi 

One Piece yang pertama kali diterbitkan oleh Eiichiro Oda pada tahun 1997, adalah produk industri budaya yang disebut Theodor Adorno dan Max Horkheimer sebagai Kulturindustrie.

One Piece (1997–sekarang), karya Eiichiro Oda, bukan sekadar manga biasa.

Dengan lebih dari 516 juta kopi terjual di seluruh dunia, ia memegang rekor dunia Guinness sebagai seri komik dengan penjualan terbanyak yang ditulis oleh satu pengarang, menjadikannya manga terlaris sepanjang masa.

Ceritanya berpusat pada Monkey D. Luffy, yang bermimpi menjadi "Raja Bajak Laut" dengan menemukan harta karun legendaris "One Piece".

Bersama Topi Jerami (Straw Hat Pirates), ia berlayar melintasi lautan Grand Line yang penuh misteri.

One Piece, akhirnya berbicara tentang kebebasan, persahabatan, dan perlawanan terhadap otoritas korup. 

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan