Tribunners / Citizen Journalism
Bendera One Piece
Ketika Bendera Anime Bajak Laut Jepang Jadi Kontroversi di Indonesia
Reaksi keras pemerintah terhadap fenomena One Piece menunjukkan kegagalan ISA dan dipakainya RSA sebagai mekanisme backup.
Editor:
Wahyu Aji
Oleh: Henry Sianipar
Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, Dosen Ilmu
Komunikasi UBSI Jakarta
4 AGUSTUS 2025, di perempatan jalan desa Jurang Jero Kabupaten Sragen, mural bergambar bajak laut Jolly Roger One Piece dihapus dengan pengawasan dari aparat keamanan.
Terbersit kekecewaan anak muda desa yang menggambar sang bajak laut, usai membuat pernak-pernik hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Reaksi tegas aparat keamanan tampaknya mengacu pada beberapa pernyataan pemerintah seperti MenkoPolkam Budi Gunawan yang menyingung mengenai kehormatan bendera negara dalam Pasal 24 UU Nomor 24/2009 dan memerintahkan aparat bertindak “tegas dan terukur”.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, beberapa kali menyatakan pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari gerakan sistematis untuk memecah belah bangsa dan meminta aparat mengawasi potensi provokasi.
Dari lensa Teori Kritis, pernyataan keras para pejabat negara ini adalah pertarungan ideologis yang kompleks antara Apparatus Ideologis Negara (Ideological State Apparatus/ISA) dengan produk industri budaya global yang secara tidak sengaja menjadi medium resistensi.
Bagaimana sebuah produk kapitalis Jepang dapat menantang hegemoni simbolik negara?
Dan mengapa negara merasa perlu "mengatur" bentuk ekspresi budaya pop semacam ini?
Genealogi One Piece: Dari Produk Industri Budaya Menjadi Fenomena Resistensi
One Piece yang pertama kali diterbitkan oleh Eiichiro Oda pada tahun 1997, adalah produk industri budaya yang disebut Theodor Adorno dan Max Horkheimer sebagai Kulturindustrie.
One Piece (1997–sekarang), karya Eiichiro Oda, bukan sekadar manga biasa.
Dengan lebih dari 516 juta kopi terjual di seluruh dunia, ia memegang rekor dunia Guinness sebagai seri komik dengan penjualan terbanyak yang ditulis oleh satu pengarang, menjadikannya manga terlaris sepanjang masa.
Ceritanya berpusat pada Monkey D. Luffy, yang bermimpi menjadi "Raja Bajak Laut" dengan menemukan harta karun legendaris "One Piece".
Bersama Topi Jerami (Straw Hat Pirates), ia berlayar melintasi lautan Grand Line yang penuh misteri.
One Piece, akhirnya berbicara tentang kebebasan, persahabatan, dan perlawanan terhadap otoritas korup.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bendera One Piece
PKB-GP Ansor Kutip Kata Gus Dur untuk Tanggapi Polemik Bendera One Piece |
---|
Pengibaran Bendera One Piece Marak, Mahfud MD: Saya Tak Anggap Itu Tindak Pidana |
---|
Misteri Berkibarnya Bendera One Piece di Puncak Hargo Dumilah Karanganyar Jateng |
---|
Penjelasan Dedi Mulyadi soal Bendera One Piece Boleh Berkibar di Jawa Barat |
---|
Pengakuan Pemuda di Jaksel Usai Didatangi Aparat TNI dan Polri, Pecinta Anime One Piece |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.