Sabtu, 16 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Merdeka dengan Kaki Terbelenggu

Kebebasan bicara seakan dibungkam dengan menghilangnya para aktivis yang vokal menyuarakan ketidakadilan yang terjadi sekitarnya.

Editor: Suut Amdani
Dok. Xavier Quentin Pranata
XAVIER QUENTIN - Xavier Quentin Pranata adalah kolumnis dan penulis buku. (Dok pribadi untuk Tribunnews.com) 

Karena berkali-kali gagal dan malah menyebabkan moncongnya cedera dan sakit luar biasa, barakuda itu tidak lagi berani mengejar ikan salmon yang berkeliaran, bahkan saat pembatas kaca itu dilepaskan.

Demikian jugalah yang dirasakan sebagian penduduk Indonesia.

Kita telah hidup di zaman merdeka, bahkan sudah 80 tahun, namun, trauma penjajah masih saja menjajah otak kita.

Kebebasan bicara seakan dibungkam dengan menghilangnya para aktivis yang vokal menyuarakan ketidakadilan yang terjadi sekitarnya.

Kasus Munir yang meninggal dalam penerbangan ke Belanda pun membuat banyak orang kuatir.

Apa belanggu yang mengikat kaki kita? Di bidang ekonomi, suara wong cilik nyaris tak terdengar.

Mereka yang berani menyuarakan haknya bisa jadi malah kehilangan pekerjaan yang sudah didambakannya sekian lama.

Menariknya, mereka jadi semakin kreatif menggemakan ketidakadilan lewat parodi, sindiran sampai cerita antah berantah.

Di bidang politik, mereka yang berani menentang penguasa—di tataran mana pun—takut dikriminalisasi dengan alasan yang dicari-cari.

Siapa sih yang tidak punya kesalahan secuil pun selama hidupnya.

Kesalah itulah yang bisa menjadikannya orang yang tersandera.

Saling sandera menjadi ungkapan sinis yang sering kita dengar di café mewah di hotel berbintang maupun warung kopi pinggir  jalan.

Bukankah “Murka raja adalah seperti pesan kematian, tetapi orang bijaksana akan dapat menenangkannya.”

Ungkapan ‘silent is golden’ dipakai untuk menyembunyikan rasa takutnya.

Ada yang justru memakai ayat atau ucapan bijak seorang raja: “Orang bijak melihat malapetaka lalu menyembunyikan diri, tetapi orang yang tidak berpengalaman berjalan terus dan mendapat celaka.”

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan