Tribunners / Citizen Journalism
Bully dalam Pendidikan Dokter: Antara Kekerasan dan Pembentukan Mental
Ada bully yang memang harus diberantas, tapi ada juga tekanan yang justru dibutuhkan untuk melahirkan dokter tangguh.
Editor:
Suut Amdani
Dampaknya serius: mahasiswa bisa kehilangan motivasi, menderita gangguan psikologis, bahkan trauma jangka panjang.
Budaya semacam ini harus dihapus dari dunia pendidikan.
Tekanan Edukatif yang Justru Membangun
Namun, ada satu sisi yang jarang dibicarakan: tekanan terukur yang bersifat edukatif.
Banyak orang buru-buru melabelinya sebagai bully, padahal dalam pendidikan dokter, tekanan semacam ini justru penting untuk melatih mental.
Mengapa? Karena dunia kedokteran nyata jauh lebih keras daripada ruang kuliah.
Dokter harus siap berjaga di malam hari, mengambil keputusan cepat dalam situasi kritis, menghadapi pasien dan keluarga yang emosional, bahkan menanggung risiko digugat hukum.
Tanpa mental baja, dokter bisa rapuh di lapangan.
Contoh tekanan edukatif antara lain:
• Senior memberi tugas ekstra agar junior terbiasa dengan beban kerja.
• Dosen menegur keras kesalahan fatal supaya tidak terulang di depan pasien.
• Jadwal jaga panjang yang membiasakan ritme kerja di rumah sakit.
Apakah ini nyaman? Tentu tidak.
Tapi kenyamanan bukanlah tujuan utama pendidikan kedokteran.
Tujuannya adalah membentuk dokter yang tangguh, disiplin, dan siap menghadapi realitas klinik.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kekerasan terhadap Tenaga Medis: Negara Harus Tegas, Publik Harus Melek |
![]() |
---|
Menkes Gunadi Kecam Keras Aksi Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu Sumsel |
![]() |
---|
Putih Sari: Pemerintah Perlu Jamin Layanan Kesehatan Merata di Daerah Terpencil |
![]() |
---|
Menteri Kesehatan Thailand: Setidaknya 12 orang Tewas di Thailand |
![]() |
---|
Menteri Kesehatan: Indonesia Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.