Tribunners / Citizen Journalism
Bully dalam Pendidikan Dokter: Antara Kekerasan dan Pembentukan Mental
Ada bully yang memang harus diberantas, tapi ada juga tekanan yang justru dibutuhkan untuk melahirkan dokter tangguh.
Editor:
Suut Amdani
Caranya adalah dengan mengubah tradisi hierarkis menjadi tradisi mentoring: senior menjadi teladan, bukan predator.
Penutup
Diskusi tentang bully dalam pendidikan kedokteran tidak bisa hitam-putih.
Ada bully yang memang harus diberantas, tapi ada juga tekanan yang justru dibutuhkan untuk melahirkan dokter tangguh.
Masyarakat berhak menolak segala bentuk kekerasan.
Namun masyarakat juga perlu memahami bahwa dokter tidak bisa ditempa dalam kenyamanan.
Dunia medis terlalu keras untuk itu.
Pada akhirnya, pendidikan dokter harus mencari titik seimbang: tegas menolak kekerasan, tapi tetap memberi ruang bagi tekanan edukatif yang membentuk mental baja.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kekerasan terhadap Tenaga Medis: Negara Harus Tegas, Publik Harus Melek |
![]() |
---|
Menkes Gunadi Kecam Keras Aksi Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu Sumsel |
![]() |
---|
Putih Sari: Pemerintah Perlu Jamin Layanan Kesehatan Merata di Daerah Terpencil |
![]() |
---|
Menteri Kesehatan Thailand: Setidaknya 12 orang Tewas di Thailand |
![]() |
---|
Menteri Kesehatan: Indonesia Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.