Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Populer Secara Global, Ini Alasan Daging Kalkun Jarang Dikonsumsi di Indonesia
Kalkun kurang populer di Indonesia meski menjadi salah satu jenis daging favorit di berbagai negara.
Editor:
Content Writer
Di sisi lain, daging kalkun memiliki tekstur yang lebih kering dan serat yang lebih kasar dibandingkan ayam, yang mungkin membuat rasanya terasa berbeda dan kurang familiar bagi orang Indonesia yang lebih akrab dengan kelembutan daging ayam.
Di samping itu, memasak daging kalkun memerlukan teknik khusus agar tidak terlalu kering. Hal ini tentunya akan menyulitkan orang Indonesia yang tidak terbiasa dalam mengolah daging kalkun.
4. Banyaknya Pilihan Jenis Daging yang Tersedia
Indonesia memiliki pilihan protein lokal yang melimpah. Dari ayam kampung, ikan air tawar, hingga daging sapi lokal, semuanya memiliki cita rasa khas yang sempurna untuk melengkapi hidangan Nusantara.
Dengan begitu banyaknya opsi yang tersedia, daging kalkun jarang menjadi pertimbangan utama sebagai sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Meski begitu, mungkin ada kelompok tertentu yang memilih kalkun untuk mencicipi pengalaman kuliner yang berbeda.
5. Perbedaan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Daging
Di luar negeri, daging menjadi bagian penting dari menu sehari-hari. Kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein yang diperoleh dari daging cukup tinggi. Hal ini menyebabkan variasi daging yang dikonsumsi pun beragam, termasuk kalkun.
Namun, di Indonesia, pemahaman tentang pentingnya konsumsi daging sebagai sumber protein masih tergolong rendah. Konsumsi daging masyarakat Indonesia bahkan belum mencapai standar yang disarankan oleh para ahli kesehatan.
Berdasarkan laporan World Cancer Research Fund, konsumsi daging yang ideal sebaiknya tidak melebihi 50–70 gram per hari atau sekitar 350–500 gram per minggu. Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi daging di Indonesia hanya mencapai 0,009 kilogram (kg) per kapita per minggu, setara dengan sekitar 9 gram saja.
Secara umum, masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi daging pada momen-momen tertentu atau saat ada perayaan besar, seperti Idul Adha dan Idul Fitri ketika hidangan berbasis daging banyak disajikan.
Meskipun daging kalkun saat ini belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, peluangnya untuk menjadi lebih populer di masa depan tetap terbuka. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan secara luas manfaat kesehatannya dan memberikan edukasi mengenai teknik pengolahannya yang tepat.
Bukan tidak mungkin, di kemudian hari kalkun bisa menjadi salah satu pilihan sumber protein yang sejajar dengan ayam atau sapi di meja makan masyarakat.
Baca juga: Cegah Komplikasi Jantung dengan Makanan yang Tepat, Protein Sehat Jadi Kunci
Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Biar Nggak Gampang Kendor, Ini Tips Belajar Bahasa Asing sampai Lancar |
---|
Digital Overload: Ketika Otak Sulit Mencerna Informasi Akibat Sering Scrolling Medsos |
---|
4 Tips Memilih Tas Ransel untuk Orang Dewasa Agar Tetap Tampil Stylish |
---|
Emang Boleh Punya Passion Lebih dari Satu? Boleh Banget, Kenapa Nggak! |
---|
Kalau Emas, Bitcoin, Saham, dan Obligasi Negara Jadi Manusia, Seperti Apa Ya Karakter Mereka? |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.