Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Populer Secara Global, Ini Alasan Daging Kalkun Jarang Dikonsumsi di Indonesia
Kalkun kurang populer di Indonesia meski menjadi salah satu jenis daging favorit di berbagai negara.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Daging kalkun merupakan sajian yang tak pernah absen di meja makan saat perayaan besar di luar negeri, seperti Thanksgiving di Amerika.
Dengan ukurannya yang besar, kalkun menjadi pilihan ideal untuk disajikan dalam acara besar yang melibatkan banyak orang. Unggas bernama ilmiah Meleagris gallopavo ini biasanya diolah dengan metode panggang.
Menjadi salah satu jenis daging favorit di berbagai negara, khususnya Amerika dan Eropa, mengapa daging ini jarang terlihat di Indonesia? Jika berkunjung ke pasar tradisional, hampir dipastikan kalkun jarang tersedia. Bahkan di supermarket, hanya beberapa tempat tertentu saja yang menjualnya.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat daging kalkun tidak populer di negeri ini? Mari simak beberapa alasannya berikut ini.
1. Budidaya yang Rendah dan Harganya yang Mahal
Budidaya kalkun di Indonesia masih tergolong minim. Hal ini menyebabkan kebanyakan kalkun yang di jual di Indonesia adalah hasil impor.
Alhasil, daging kalkun memiliki harga yang cenderung tinggi dibandingkan dengan ayam atau sapi yang produksinya sudah melimpah di dalam negeri. Karena harganya yang mahal, masyarakat Indonesia sudah pasti lebih memilih opsi daging lain yang harganya ramah di kantong.
Hal ini berbeda dengan budidaya kalkun di luar negeri. Di Amerika Serikat, misalnya, pada tahun 2021 produksi daging kalkun mencapai 2,52 miliar kilogram (kg). Beberapa negara bagian yang menjadi penghasil kalkun terbesar di sana meliputi Minnesota, North Carolina, Arkansas, Indiana, Missouri, Virginia, Iowa, dan California.
Tak heran, kalkun menjadi salah satu daging favorit masyarakat Amerika, sebagaimana ayam atau sapi yang mendominasi pilihan di Indonesia.
2. Kurangnya Edukasi Mengenai Manfaat Daging Kalkun
Mengutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI, alasan yang mendasari mengapa budidaya unggas yang juga populer dengan nama turkey ini belum banyak di Indonesia adalah karena sosialisasi terhadap manfaat kalkun untuk kesehatan masih kurang.
Kondisi ini juga menjadi faktor mengapa masyarakat cenderung lebih memilih daging ayam, yang manfaat kesehatannya sudah lebih dikenal luas dibandingkan daging kalkun.
Padahal, daging kalkun menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan. Berdasarkan informasi dari Healthline, kalkun memiliki berbagai keunggulan, seperti:
- Kandungan protein yang tinggi, baik untuk mendukung pertumbuhan serta menjaga kesehatan otot.
- Menjadi sumber vitamin B, termasuk B3 (niasin), B6 (piridoksin), dan B12 (kobalamin).
- Diperkaya mineral penting seperti selenium, zinc, dan fosfor.
Baca juga: Protein: Kunci Nutrisi Hebat untuk Tumbuh Kembang Anak Bebas Stunting
3. Rasa dan Cara Mengolah yang Tidak Familiar
Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan hidangan yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama. Daging ayam yang lembut sangat cocok diolah menjadi berbagai masakan seperti soto atau opor. Mengolah daging ayam pun tak memerlukan teknik yang terlalu rumit.
Waktunya Muda Mudi Dapat Wawasan
Di Balik Meriahnya Sound Horeg, Tersimpan Risiko Kesehatan dan Ketidaknyamanan |
---|
Mengenal Short Attention Span: Dampak Video Pendek terhadap Rentang Perhatian |
---|
Rumah Flat, Solusi Hunian Terjangkau di Tengah Mahal dan Sempitnya Lahan Kota |
---|
Biar Nggak Gampang Kendor, Ini Tips Belajar Bahasa Asing sampai Lancar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.