Pembantaian Rohingya di Myanmar
PMI Lanjutkan Bantuan untuk Korban Konflik Myanmar
bantuan ini juga menandakan adanya hubungan baik antara kedua palang merah dan pemerintah.
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki hari ke-7 misi kemanusiaan di Myanmar, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Palang Merah Myanmar (MRCS) kembali mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada para korban konflik pada Sabtu (1/9/2012).
Demikian disampaikan humas PMI dalam siaran pers kepada Tribunnews.com, Senin (3/9/2012).
Dijelaskan, bantuan berupa hygiene kit, sarung, dan selimut diberikan kepada 301 KK (Kepala Keluarga) atau sekitar 1.363 jiwa di kamp Bengali, 70 KK atau sekitar 305 jiwa di kamp Rakhine, dan 80 KK atau sekitar 307 jiwa di kamp Min Gan.
Koordinator Misi Kemanusiaan PMI di Myanmar, yang juga Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Arifin M Hadi, menjelaskan, bantuan ini merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian PMI dan masyarakat Indonesia terhadap para korban konflik yang menimpa masyarakat Myanmar.
"Bantuan ini adalah bentuk solidaritas dan kepedulian masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui PMI. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi mereka," kata Arifin.
Ditambahkan Arifin, proses distribusi yang dilakukan PMI dan MRCS berjalan lancar dengan pengawasan dan pengamanan 24 jam oleh pihak otoritas pemerintah Myanmar.
Bantuan ini disambut baik oleh pejabat otoritas Kementerian Kesehatan Sittwee State, Mr U Than Tun Aung.
Menurutnya, bantuan ini juga menandakan adanya hubungan baik antara kedua palang merah dan pemerintah.
"Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada otoritas pemerintah Sittwee dan pemerintah Myanmar maupun MRCS atas dukungan dan penerimaan yang sangat baik kepada Tim PMI," ujar Arifin.
Selain mendistribusikan bantuan, kedua palang merah bekerjasama dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan otoritas kesehatan Myanmar melakukan siaga pelayanan kesehatan 24 Jam bagi para pengungsi di semua kamp pengungsian.
"Dari 12 kamp di Sittwee saat ini, belum ada satupun yang melaporkan adanya outbreak (wabah). Penyakit dan gangguan kesehatan yang dilaporkan hanyalah diare, flu, dan ISPA. Hanya ada 1 laporan demam berdarah dari salah satu kamp. Namun tidak meluas ke pengungsi lainnya," jelas U Than Tun Aung.
Agar wabah demam berdarah tidak meluas, pihak MRCS melalukan promosi kesehatan dan promosi sanitasi lingkungan kepada para pengungsi.