BI Tidak Perlu Mengerem Pertumbuhan Kredit
Head of Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, menilai kebijakan BI tidak tepat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian Indonesia yang masih diprediksi akan terus bertumbuh dengan baik memerlukan sejumlah suntikan untuk mendongkraknya.
Oleh karena itu, kebijakan Bank Indonesia mengenai pengereman pertumbuhan kredit dinilai tidak tepat dan salah sasaran.
Head of Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, menilai kebijakan BI tidak tepat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Saya rasa itu tidak tepat (kebijakan BI mengerem pertumbuhan kredit). Harusnya key ways-nya yang dibenarkan. Jangan dipukul ratalah", katanya, di Jakarta, (03/09/2012).
Ia menambahkan bahwa kebijakan BI mengenai pengereman pertumbuhan kredit secara otomatis memperlambat pertumbuhan industri di Indonesia. Bahkan, investasi akan terganggu bila pertumbuhan ekonomi Indonesia terlalu lambat.
"Ya otomatis akan memperlambat industri. Kalau lambat sekali iya (akan membuat investasi terganggu). Semoga BI sadar, " tutupnya
Ia menerangkan, Indonesia tengah bertumbuh dalam sisi perekonomian, sehingga memerlukan sejumlah indikator untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah pertumbuhan kredit.
"Orang ekonomi tumbuh cepat. Jelas butuh pertumbuhan kredit. Jadi, saat ini bukan waktu tepat untuk memperlambat ekonomi. Itu utamanya", jelasnya.
Seperti diketahui, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, pihaknya akan berupaya mengerem tingginya pertumbuhan kredit. Kebijakan itu dilakukan melalui penerapan LTV (Loan To Value) bagi kredit kepemilikan kendaraan bermotor dan kredit kepemilikan rumah.
Darmin melakukan itu untuk menekan pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi akan berdampak kepada gejala overheating yang diperediksi akan menimpa Indonesia. (*)
BACA JUGA: