Ledakan di Depok
Kapolda Minta Peran RT/RW Ditingkatkan
Untuk menutupi aksi terornya, para pelaku berkamuflase dengan mendirikan yayasan yatim piatu dan pengobatan alternatif.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab meminta pihak-pihak terkait, terutama RT/RW, agar lebih meningkatkan peran menjaga kerukunan warga dan memantau seluruh warganya, terutama pendatang baru.
"Saya minta seluruh komponen memerangi teroris, peran masyarakat, pemda, RT, RW, kapolsek, dan tokoh masyarakat, agar kembali dibangkitkan," ujar Untung di Mapolda Metro Jaya, dalam acara silaturahmi dengan wali kota di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Selasa (11/9/2012).
Dari berbagai pengalaman sebelumnya dan berbagai kasus yang telah ada, Untung mempelajari teror yang bermunculan bersumber dari ketidakpekaan RT dan RW.
"Mereka, pelaku-pelaku teror yang kami tangkap, ternyata pendatang baru yang tidak jelas. Mereka betapa mudahnya membuat KTP. Ini semua harus ditertibkan. Kembalikan peran RT/RW untuk jaga kerukunan, agar semua warganya, terutama pendatang terpantau smua," tutur Untung.
Kasus ledakan bom di Yayasan Yatim Piatu Bidara, Jalan Nusantara Raya No 63 Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012) lalu, para pelakunya merupakan pendatang baru yang baru mengontrak rumah kurang dari tiga bulan.
Untuk menutupi aksi terornya, para pelaku berkamuflase dengan mendirikan yayasan yatim piatu dan pengobatan alternatif.
Namun, warga setempat maupun pihak RT/RW, tidak ada yang mempertanyakan hal tersebut kepada para pelaku. Setelah ditelusuri, baik yayasan yatim piatu maupun pengobatan alternatif tersebut ternyata tidak berizin. (*)
BACA JUGA