Kamis, 13 November 2025

Ini Kondisi yang Membuat Bayi Prematur Wajib Dirawat di Rumah Sakit

Karena lahir belum waktunya, maka ada beragam kondisi yang menyebabkan si kecil yang lahir prematur belum siap untuk dirawat di rumah.

zoom-inlihat foto Ini Kondisi yang Membuat Bayi Prematur Wajib Dirawat di Rumah Sakit
AFP/ADEK BERRY
Bayi berusia 10 hari, Dara Nur Anggraini dirawat di dalam inkubator di ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU) RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013). Bayi lahir prematur dengan berat hanya 1,6 kilogram itu kondisinya membaik namun masih di bawah pengawasan yang ketat. Sebelumnya saudara kembarnya, Dera Nur Anggraini meninggal dunia karena kesulitan mendapat ruang perawatan NICU di sejumlah rumah sakit di Jakarta. AFP PHOTO / ADEK BERRY

TRIBUNNEWS.COM - Umumnya, bayi prematur tidak langsung diizinkan pulang, melainkan harus mendapat perawatan di rumah sakit. Alasannya, karena lahir belum waktunya, maka ada beragam kondisi yang menyebabkan si kecil belum siap untuk dirawat di rumah.

Organ tubuhnya belum sempurna/matang, sehingga belum dapat berfungsi optimal. Apa sajakah itu?

Kendala yang paling sering adalah berkaitan dengan paru-paru bayi yang belum matang, sehingga si kecil berisiko mengalami gangguan pernapasan. Itu terjadi lantaran bayi kekurangan bahan surfaktan yang berfungsi mempertahankan mengembangnya gelembung paru. Untuk menangani hal ini, maka di rumah sakit bayi akan mendapatkan alat bantu napas semisal CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator, selain bisa juga diberikan surfaktan.
    
Bayi juga berisiko mengalami apnea, yakni henti napas sementara yang berlangsung lebih dari 20 detik dan dapat disertai penurunan frekuensi denyut jantung. Lantaran paru dan sistem sarafnya belum matang, si kecil juga mengalami risiko apnea berulang.

Masalah yang juga dikhawatirkan adalah kekurangan oksigen pada jaringan otak yang belum matang. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan di otak.

Kendala lainnya berkaitan dengan sirkulasi darah dimana saluran yang menghubungkan aorta dan arteri paru kiri (duktus arteriosus) masih terbuka. Saluran inilah yang mengalirkan darah dari paru yang notabene belum berfungsi. Nah, karena belum menutup, si kecil kemungkinan terancam mengalami gagal napas.

Fungsi hati yang belum sempurna. Akibatnya, bayi mengalami kuning dan dianjurkan menjalani terapi sinar biru. Bila tidak, gangguan akibat tingginya kadar bilirubin dapat menyebabkan gangguan pada otak.

Saluran pencernaan juga belum matang, salah satunya usus, sehingga menyebabkan intoleransi terhadap makanan. Pemberian makan kepada si buah hati pun harus ekstra hati-hati.

Adaptasi terhadap suhu belum optimal sehingga bayi prematur mudah kedinginan. Efeknya, bayi bisa mengalami cedera kedinginan bila setelan suhu di ruangan rendah, sebaliknya bila setelan suhunya tinggi dapat menyebabkannya apnea. Tak heran, saat di rumah sakit, bayi mungil ini harus masuk inkubator agar setelan suhu di ruangannya pas.

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved