Sariawan Tak Kunjung Sembuh? Cek Tempat Penyimpanan Sikat Gigi
Meski sikat gigi yang terlihat bersih, ternyata menempel lebih dari seratus juta bakteri, apalagi dalam keadaan lembab.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski sikat gigi yang terlihat bersih, ternyata menempel lebih dari seratus juta bakteri, apalagi dalam keadaan lembab. Bakteri- bakteri yang bersifat patogen menyebabkan munculnya penyakit.
"Bakteri yang ada di sikat gigi berasal dari proses transfer di rongga mulut, ditambah dengan bakteri yang ada di sekitar, dan diperparah oleh faktor kelembaban yang mempercepat pertumbuhannya," kata Prof. Dr. drg. Melanie S. Djamil, MBiomed FICD Lab BioCORE, FKG Usakti di Jakarta, Senin (14/7/2014).
Ia menyebut dari satu sikat gigi, bisa muncul penyakit mulai bau mulut, karies, kelainan pada sekitar gigi dan jaringan lain penyangga gigi hingga penyakit sariawan yang tak kunjung sembuh.
Berdasarkan penelitian dalam satu sikat gigi menempel lebih dari seratus juta bakteri, dan bakteri ini semakin cepat tumbuh pada sikat gigi yang lembab setelah digunakan.
"Penting merawat sikat gigi. Setidaknya minimalkan media yang membuat bakteri tersebut semakin cepat tumbuh, yaitu keadaan yang lembab," jelas Mel.
Perawatan yang dapat dilakukan untuk sikat gigi setelah digunakan antara lain selalu keringkan, jangan ditutup dalam keadaan basah. Letakkan di tempat sikat gigi yang memiliki penyekat. Artinya jangan satukan antara satu sikat gigi dan sikat gigi lainnya.
Sebagai brand sikat gigi nomor satu di Indonesia, Formula meluncurkan solusi terbarunya, yaitusikat gigi Formula Nano Charcoal. Bulu charcoalnya 3x lebih cepat kering sehingga lebih higienis.
"Dengan demikian sikat gigi secara otomatis akan lebih cepat kering sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan membuat sikat gigi lebih higienis," ucap Danny Tanurahardja, product development Sikat Gigi Formula.
Charcoal sendiri adalah senyawa karbon yang dikenal memiliki daya serap tinggi yang dapat menyerap air dan kelembaban udara dengan cepat dan kemudiannya melepaskannya pada kondisi kering
Charcoal yang digunakan pada sikat gigi Formula Nano Charcoal adalah bincho-tan atau white charcoal yang berasal dari kayu ubame oak (tanaman khas dari Wakayama, Jepang).
"Dengan ukuran pori sebesar 200- 600 nm, bincho-tan mampu mengontrol kelembaban, memiliki sifat yang lebih cepat kering, dan serta merta menurunkan kemampuan bakteri untuk tumbuh," cerita Danny.
Bincho-tan juga memiliki benefit unik lainnya seperti menyerap bau tidak sedap dan zat berbahaya serta menetralisir ion negatif.
Kelebihan lain dari sikat gigi Formula Nano Charcoal adalah power brush, yaitu konfigurasi lubang bulu persegi yang dapat menjangkau area permukaan gigi 2x lebih luas sehingga dapat membersihkan plak lebih efisien. Formula Nano Charcoal telah tersedia di modern market terdekat dengan HET Rp. 12 ribu. (Eko Sutriyanto)