Selasa, 28 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Saran Brasil Buat Pelaksanaan MBG di Indonesia: Buat Dapur di Sekolah

Brasil juga menyarankan agar Indonesia memberdayakan hasil pertanian lokal sebagai sumber bahan utama.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Erik S
Dok Setpres
UNDANGAN KONFERENSI - Ibu Negara Brasil, Janja Lula da Silva, mengundang Indonesia menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) yang akan digelar di Belem, Brasil 
Ringkasan Berita:
  • Ibu Negara Brasil Sarankan setiap sekolah membuat dapur sendiri
  • Brasil menyarankan agar Indonesia memberdayakan hasil pertanian lokal sebagai sumber bahan utama
  • Brasil memuji kecepatan dan skala program MBG di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu Negara Brasil Janja Lula da Silva memberikan sejumlah saran kepada Badan Gizi Nasional (BGN) dalam menjalankan program makan bergizi gratis (MBG).

Pertama, ia menyarankan agar setiap sekolah membuat dapur sendiri seperti di Brasil. Keterangan tersebut disampaikan juru bicara Badan Gizi Nasional (BGN) Dian Fatwa usai mendampingi Janja Lula da Silva meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Sekolah Dasar (SD) Angkasa 05 Halim di Jakarta pada Jumat (24/10/2025).

"Sebetulnya sempat menanyakan (dapur di sekolah) karena mereka melakukannya seperti itu. Nah kami akan melakukannya itu nanti di daerah terpencil, daerah 3T (tertinggal, terdepan, terpencil)," kata Dian. 

Baca juga: Usai Tinjau MBG di Jakarta, Ibu Negara Brasil Undang Indonesia Hadiri Konferensi Iklim PBB

Tak hanya itu, Dian mengungkapkan bahwa Brasil juga menyarankan agar Indonesia memberdayakan hasil pertanian lokal sebagai sumber bahan utama.

"Partnership dengan farmer, dengan petani, dengan masyarakat di sini, kita sudah mulai dan ini akan growing secara keseluruhan," jelasnya. 

Namun, dia menyatakan Brasil memuji kecepatan dan skala program MBG di Indonesia. Ia terkesan dengan Indonesia yang sudah bisa mendistribusikan MBG untuk sekitar 30 juta orang dalam waktu hanya 10 bulan.

“Ibu negara cukup impressed (terkesan) dengan karena kita baru memulainya 10 bulan. Mereka sudah mencapai dalam sejak tahun 1955 mereka baru mencapai 40 juta. Kami baru 10 bulan sudah mampu memberikan benefit kepada lebih dari 30 juta anak belum terhitung dengan ibu-ibu hamil dan juga anak di bawah 5 tahun. Jadi ibu negara cukup impressed dengan apa yang sudah kami capai dalam 10 bulan,” jelasnya. 

Kendati demikian, Dian secara terbuka mengakui bahwa pelaksanaan di lapangan belum sepenuhnya tanpa kekurangan.

“Walaupun beliau juga cukup paham tentu dalam perjalanannya, tentu tidak semulus yang kita bayangkan awal tapi mereka cukup impressed, 10 bulan sudah mencapai 37 dan kita sebetulnya 3 juta away dari mereka karena mereka sudah dari 7 dekade baru mencapai 40 juta,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved