Harga Cabai Rawit Naik 42 Persen Sejak Desember 2024, di Nduga Papua Dibanderol Rp 180 Ribu
BPS mengungkap harga cabai rawit telah naik 42 persen sejak Desember 2024 hingga pekan kedua Januari 2025.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi

"Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," lanjutnya.
Ketut mengatakan, sebelum kenaikan pada saat ini, harga cabai sempat mengalami depresiasi.
Ia menyebut harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober kembali turun, lalu November harganya Rp 14.000 per kilo di petani.
"Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih," ujar Ketut.
Adapun guna mengatasi mahalnya harga cabai pada awal tahun ini, Bapanas tengah memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga.
Daerah dengan harga cabai tinggi itu akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).
Ketut yakin FDP dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang.
Untuk diketahui, sepanjang 2024, pemerintah bersama pemangku kepentingan pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya mencapai 750 ribu kilogram (kg).
FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg, cabai merah keriting 38,7 ribu kg, dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.
Sekolah Rakyat Disebut Jalan Baru Berikan Akses Pendidikan Tanpa Sekat Ekonomi |
![]() |
---|
Rakornas 2025, BPS Sebut BAZNAS Berperan Strategis Turunkan Angka Kemiskinan di Indonesia |
![]() |
---|
10 Provinsi dengan Partisipasi Sosial Terendah, Daerahmu Salah Satunya? |
![]() |
---|
10 Provinsi yang Warganya Paling Aktif Ikuti Kegiatan Sosial, Ada Daerahmu? |
![]() |
---|
10 Kota-Kabupaten dengan Kualitas SDM Tertinggi di Jawa Tengah, Daerahmu Termasuk? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.