Rabu, 27 Agustus 2025

Pengamat: Investor Tarik Dana dari Pasar Modal, Takut Ekonomi RI Tak Stabil

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Februari yang mengalami defisit Rp 31,2 triliun turut berpengaruh terhadap menurunnya angka IHSG.

tangkap layar idx.co.id
IHSG ANJLOK - Tangkap layar anjloknya performa IDX30 hingga 5 persen pada penutupan sesi pertama perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Selasa (18/3/2025). BEI mengambil kebijakan trading halt untuk merespon anjloknya IHSG hingga 5 persen pada hari ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi berpendapat, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 6 persen sebagai dampak daripada perang dagang Amerika Serikat.

Menurutnya, pasca Presiden Donald Trump terpilih menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat itu justru menjadi pemantik persoalan perdagangan internasional.

"Ini akan dilawan ya dengan biaya impor salah satunya adalah Tiongkok kemudian Uni Eropa, Kanada dan Meksiko negara-negara tersebut merupakan adalah negara-negara mitra bisnis yang kita lihat yang cukup bagus ya bagi mereka," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).

Ibrahim menyebut modal asing di pasar modal Indonesia dalam beberapa Minggu kebelakang mengalami penurunan signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa investor menarik dana di pasar modal lantaran ada ketakutan tentang stabilitas ekonomi dalam negeri.

Baca juga: IHSG Merosot hingga 6 Persen, Analis Sebut Akibat Banyaknya Sentimen Negatif dari Dalam Negeri

"Mereka juga ada ketakutan tentang stabilitas ekonomis dan global terutama adalah resesi ya, sehingga mereka bersiap-siap untuk menarik dananya memindahkan investasinya ke negara-negara yang mereka tuju lebih baik dari Indonesia," ucap dia.

Di satu sisi, adanya ketidakpastian ekonomi domestik. Menurutnya, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Februari yang mengalami defisit Rp 31,2 triliun turut berpengaruh terhadap menurunnya angka IHSG.

"Di dalam negeri pun juga dalam kondisi saat ini ya terus bergejolak terutama adalah defisit ya anggaran yang kemarin baru dibacakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, ya ini pun juga menjadi satu permasalahan tersendiri," tutur dia.

"Apakah ini akan berlanjut karena defisit anggaran ini kalau seandainya tidak dibenahi secara baik-baik ya ini kemungkinan besar akan melebar kembali sampai akhir tahun," sambungnya.

Sementara itu, Ibrahim memprediksi bahwa penurunan IHSG ini juga bakal berdampak pada penurunan nilai tukar rupiah hingga Rp 16.900 per dolar sampai akhir tahun.

"Fluktuasi nilai tukar rupiah pun juga kalau kita lihat bahwa ada kemungkinan besar dengan perang dagang yang begitu dahsyat saat ini. Ini asti akan mempengaruhi pelemahan mata uang rupiah bahkan banyak yang menerka rupiah ini akan ke-Rp 16.900 sampai akhir tahun nah ini pasti akan berpengaruh ya terhadap indeks harga saham gabungan," tegasnya. 

"Dalam kondisi IHSG terus mengalami penurunan. BEI punya hak untuk melakukan penghentian. Karena kondisi global tak menentu ini membuat turunnya luar biasa apalagi di atas 5 persen, ini membahayakan investor. sehingga ini hak BEI untuk menghentikan perdagangan tersebut," imbuhnya menegaskan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan