Pameran Waralaba IFRA 2025 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun
Bisnis waralaba lokal di Indonesia, terutama di bidang kuliner memiliki peluang berkembang yang bagus.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pameran waralaba International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2025 diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten, mulai 25-27 April 2025.
Pameran edisi pertama ini menampilkan 240 peserta dari berbagai sektor waralaba, serta menyediakan 26 program mengenai peluang waralaba. Sebagai tambahan, IFRA 2025 akan diselenggarakan dalam dua edisi.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, untuk penyelenggaraan di tahun ini pihaknya bersama Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menargetkan 25.000 pengunjung selama tiga hari pameran.
Baca juga: IFRA 2025 Segera Dibuka Akhir April, Kemendag Optimistis Dongkrak Pertumbuhan Wirausaha
"Kami berharap dapat menghasilkan transaksi sekitar Rp 1,5 triliun. Kami juga berharap pameran ini dapat menjadi tempat bagi para pedagang lokal untuk memperluas pasarnya, baik di tingkat nasional atau internasional," tutur Daswar saat pembukaan IFRA 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (25/4/2025).
IFRA 2025 edisi pertama ini Dyandra Promosindo dan AFI berkolaborasi dengan Indonesia Culinary Expo (ICE), dengan mengusung tema "From Essential Ingredients To Extraordinary Opportunities".
Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar menyampaikan, bisnis waralaba lokal di Indonesia, terutama di bidang kuliner memiliki peluang berkembang yang bagus.
"Sebanyak 55 persen usaha waralaba di Indonesia itu adalah makanan dan minuman. Kita lihat makanan di Indonesia ini banyak sekali, dari Aceh sampai ke Manado saja setidaknya ada 10 jenis makanan yang terkenal dan banyak diketahui. Ini bisa dikembangkan. Kembangkan usaha lokal yang lebih merah putih," ungkap Anang.
Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia yang dinilai baik dan berkelanjutan hanya sebesar 3,4 persen, jumlahnya masih kalah dari Malaysia dan Thailand 4 persen, Singapura 8 persen. Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan Indonesia harus berada di kisaran angka 10-12 persen.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, waralaba merupakan cara untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia.
"Waralaba ini bisnis yang baik, karena kita tidak mulai dari nol. Jumlah UMKM kota banyak, tetapi yang berjalan dengan baik hanya 3,4 persen. Dengan waralaba ini kita harapkan bisa berperan baik dan meningkatkan jumlah wirausaha kita dan bisa ekspor," ucap Budi.
Selanjutnya, IFRA 2025 edisi kedua akan berlangsung di Jakarta Indonesia Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 29-31 Agustus mendatang.
HIPPI Jabar Dorong Percepatan NIB dan Sertifikasi untuk UMKM Lokal |
![]() |
---|
Dorong Program Prioritas, Sarifah Suraidah Tekankan Penguatan Akses Pembiayaan UMKM dan Pertanian |
![]() |
---|
Aplikasi Sapa UMKM Akan Integrasikan 57 Juta Pengusaha Gurem di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Sri Mulyani Beberkan Total Anggaran 8 Program Prioritas Prabowo Tahun 2026, Berikut Rinciannya |
![]() |
---|
Mendagri dan Kadin Bahas Pemberdayaan UMKM untuk Dongkrak Pendapatan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.