PHK Massal
Restrukturisasi Global, Microsoft PHK 6.000 Karyawan di Seluruh Unit
Microsoft mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja menargetkan lebih dari 6.000 karyawan, atau tiga persen dari seluruh tenaga kerja global
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Sri Juliati
Di Mei 2024 PHK tersebut terjadi lagi. Microsoft memberhentikan 1.900 karyawan Activision Blizzard dan Xbox, usai perusahaan menutup beberapa studio game, termasuk pengembang Hi-Fi Rush Tango Gameworks dan pengembang Redfall Arkane Austin.
Kemudian memasuki bulan Juni 2024, Microsoft memangkas sekitar 1.000 karyawan dari tim HoloLens dan cloud Azure pada Juni 2024.
Terbaru pada Mei 2025, Microsoft juga turut merumahkan sekitar 6.000 orang atau 3 persen dari total tenaga kerja global.
Dengan alasan, mengurangi lapisan manajemen dan menyederhanakan operasi serta ingin memfokuskan bisnis perusahaan untuk mendukung investasi di bidang kecerdasan buatan (AI).
Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft terus mendapat tekanan untuk menekan biaya seiring dengan tingginya investasi dalam pembangunan pusat data guna mendukung layanan kecerdasan buatan (AI) dan unit cloud-computing Azure.
Microsoft mencatat setidaknya perusahaan akan menghabiskan sekitar 80 miliar dolar AS selama tahun fiskal ini untuk infrastruktur server.
Microsoft Larang Pegawai Gunakan DeepSeek
Terpisah, di tengah gencarnya perkembangan AI Microsoft baru-baru ini mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan aplikasi DeepSeek oleh pegawai perusahaannya.
Keputusan tersebut disampaikan dalam sidang Senat oleh Vice Chairman dan Presiden Microsoft, Brad Smith.
Mengutip Techcrunch, Smith menjelaskan bahwa Microsoft memberlakukan larangan ini atas dasar kekhawatiran terkait keamanan data dan potensi propaganda.
Menurut Microsoft, data yang dihasilkan melalui DeepSeek disimpan di server berlokasi di Tiongkok, sehingga kemungkinan besar aplikasi tersebut tunduk pada hukum serta pengawasan badan intelijen setempat, yang pada akhirnya memungkinkan terjadinya penyalahgunaan informasi.
Selain itu jawaban DeepSeek juga dianggap mengandung propaganda China. Ada juga potensi pengembangan kode yang tidak aman.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.