Aksi Ojek Online
Menhub Tanya ke Aplikator soal Penolakan Promo dari Driver Ojol, Ini Kata Grab-Gojek
Menhub mempertanyakan kepada pihak Grab dan Gojek sebagai penyedia layanan ojek online (ojol) terkait permintaan Ojol
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mempertanyakan kepada pihak Grab dan Gojek sebagai penyedia layanan ojek online (ojol) terkait permintaan pengemudi agar promosi dalam aplikasi dihapuskan.
Menurut Direktur PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Catherine Hindra Sutjahyo, penggunaan promo pada aplikasi merupakan upaya pihaknya menjaga level permintaan (demand) para konsumen.
"Tugas kami sebagai platform untuk menjaga supaya level demand daripada order ini terus terjaga levelnya," katanya dalam konferensi pers bersama Menhub Dudy di Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).
Baca juga: Jelang Demo Ojol 20 Mei, Kemenhub Disebut Terbuka pada Aspirasi Driver Ojol: Cari Win-win Solution
Ia mengatakan, penerapan promo pada setiap wilayah berbeda-beda. Contohnya seperti Jakarta, Tangerang, dan Bekasi memiliki pemberlakuan promo yang berbeda.
Catherine menjelaskan pihaknya menggunakan machine learning dan big data untuk menganalisa daerah-daerah yang bisa diterapkan promo.
"Kami di internal memanggilnya poligon gitu pak menteri. Poligon itu bagaimana sih demand dan supply-nya, rasionya untuk apa. Kembali lagi bintang kejoranya gitu yang paling penting adalah supaya pendapatan tuh paling banyak," ujar Catherine.
Ia mengklaim mitra pengemudi sebenaranya senang jika ada promo karena promo ini memungkinkan mereka terus mendapatkan order yang stabil. Lebih lanjut, Catheris memastikan penerapan promo ini ditanggung 100 persen oleh aplikator.
Sementara itu, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza R Munusamy menjelaskan mengapa ada banyak jenis layanan promo di aplikasinya.
Ia menjelaskan bahwa pasar di Indonesia memiliki beragam segmen. Ada konsumen menyukai promosi, ada juga lain tidak terlalu sensitif terhadap harga sehingga bersedia membayar layanan dengan tarif lebih tinggi.
Ia mengatakan, apapun jenis layanannya, itu sifatnya opsional bagi para mitra pengemudi. Mereka diperboleh untuk mengambil atau tidak.
Baca juga: Respons Demo Driver Ojol 20 Mei Besok, Istana: Itu Hak Konstitusional Mereka
"Apapun jenis layanannya, yang bisa kami tegaskan adalah semua sifatnya opsional, boleh ambil boleh tidak. Fleksibel dan betul-betul terserah mitra pengemudi," kata Tirza.
"Kalau kurang cocok, enggak suka, boleh tidak usah lanjut dan tidak ada penalti," jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa setiap promosi yang dijalankan selalu akan dievaluasi. Bila responsnya kurang positif, maka promosi tersebut akan dihentikan. Sebaliknya, jika diminati dan menguntungkan semua pihak, maka akan diteruskan.
Tirza menekankan tidak ada kewajiban bagi para pengemudi untuk ikut serta dalam program promosi yang diterapkan aplikator.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa (20/5/2025), pengemudi transportasi online dari mulai ojek online, taksi online, hingga kurir akan melakukan aksi di berbagai titik Jakarta.
Salah satu tuntutan yang mereka bawa adalah hapuskan skema prioritas yang diskriminatif seperti GrabBike Hemat; skema slot, aceng (goceng) di Gojek, skema hub di ShopeeFood, skema prioritas di Maxim, Lalamove, InDrive, Deliveree, Borzo dan lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.