Sabtu, 8 November 2025

Rahasia China Kuasai Pasar Lokal dengan Harga Tetap Murah

China akan terus berusaha menjaga pelemahan mata uang yen terhadap mata uang mitra dagang utama China.

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Choirul Arifin/Tribunnews.com
KUPAS STRATEGI TIONGKOK - Seminar bertajuk Strategi Tiongkok Mencari Pasar di Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025. Seminar ini diselenggarakan Paramadina Asia Pacific Institute (PAPI) bersama Forum Sinologi Indonesia (FSI) dan Ikatan Pemuda Tionghoa (IPTI). 

Ringkasan Berita:
  • Tiongkok menempuh banyak strategi agar produk-produk yang dihasilkannya terus terserap pasar ekspor dan menguasai pasar lokal termasuk di Indonesia.
  • Tiongkok terus menjaga agar kurs mata uang yuan tetap lemah agar produk yang dihasilkan kompetitif di pasar.
  • Belt Road Initiatives juga dijalankan untuk membangun dan mengamankan jalur logistik ke negara-negara tujuan ekspor.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiongkok menempuh banyak strategi agar produk-produk yang dihasilkannya bisa diekspor ke berbagai negara dengan harga kompetitif serta menguasai pasar lokal termasuk di Indonesia.

Ekonom dan Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha LPEM FEB Universitas Indonesia dan dosen Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan UI Mohammad Dian Revindo mengatakan, China akan terus berusaha menjaga pelemahan mata uang yen terhadap mata uang mitra dagang utama China.

Dengan mata uang yang melemah, produk-produk China menjadi kompetitif di pasar luar negeri, harganya menjadi lebih murah," ungkap Dian Revindo di seminar bertajuk Strategi Tiongkok Mencari Pasar di Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025.

Seminar ini diselenggarakan Paramadina Asia Pacific Institute (PAPI) bersama Forum Sinologi Indonesia (FSI) dan Ikatan Pemuda Tionghoa (IPTI).

“Tiongkok menahan apresiasi (peningkatan harga) RMB (renminbi atau yuan) melalui intervensi pasar dan akumulasi devisa besar, menjaga harga ekspor tetap rendah dan daya saing global tinggi,” ujar Revindo. 

China juga menekan tenaga kerja melalui kebijakan pro-pekerjaan dan lemahnya serikat buruh. “Ini aneh, karena di negara sosialis tetapi serikat buruh justru lemah,” kata dia. 

 

Mohammad Dian Revindo  OK
SOROTI STRATEGI DAGANG TIONGKOK - Ekonom dan Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha LPEM FEB Universitas Indonesia dan dosen Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan UI Mohammad Dian Revindo di seminar bertajuk Strategi Tiongkok Mencari Pasar di Kampus Kuningan Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025.

Untuk menjaga arus pengiriman komoditi China di pasar luar negeri, China juga menjalankan kebijakan Belt and Road Initiative yang di masa lalu disebut Jalur Sutera dengan membantu negara-negara sasarannya melalui pembangunan infrastruktur.

Indonesia termasuk negara yang didekati China untuk pembangunan infrastruktur. Dengan dukungan jalur logistik yang kuat barang-barang dari China tetap kompetitif di pasar ekspor.

Strategi lainnya, China juga menerapkan praktik dumping dengan menetapkan harga rendah pada produk garmen, frit, lisin, dan kaca, sehingga produk impor menjadi lebih diminati oleh konsumen Indonesia. 

Bagi Indonesia, membanjirnya produk ekspor China turut menekan industri lokal dan memicu PHK, ketergantungan impor, dan mendominasi penjualan barang murah di platform e-commerce.

Kondisi ini menggangu perekonomian Indonesia. Agar produk Indonesia dapat bersaing, perlu konsistensi dalam kebijakan industri dan investasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penguatan riset dan inovasi domestik. 

“Indonesia harus belajar dari disiplin strategis Tiongkok, tanpa kehilangan jati diri dan arah kebijakan nasionalnya,” kata Revindo.

Wakil Ketua Komite Tetap Konektivitas Sosial Budaya Bidang Infrastruktur Kadin Indonesia, Yen Yen Kuswati menyatakan, strategi Tiongkok mencari pasar di berbagai negara menggunakan beragam strategi.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved