Rabu, 10 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Bagaimana Perang Dagang AS-Uni Eropa Mengguncang Pasar Saham

Ancaman Trump terkait kenaikkan tarif 50 persen pada semua barang yang dikirim dari Uni Eropa berimbas pada pasar saham dan dolar AS. Apa dampaknya?

|
Pexels
PERANG DAGANG - Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Perang dagang global memanas usai Presiden Trump mengancam tarif 50 persen pada semua barang yang dikirim dari Uni Eropa berlaku per per 1 Juni 2025, imbasnya saham wall street anjlok, indeks dolar terjun bebas 

TRIBUNNEWS.COM – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa telah memanas, dengan ancaman tarif tinggi yang memicu reaksi berantai di pasar saham dan nilai tukar dollar.

Artikel ini akan membahas detail ancaman tersebut dan dampaknya terhadap pasar.

Apa yang Terjadi dengan Perang Dagang Antara AS dan Uni Eropa?

Ancaman terbaru datang dari Presiden Donald Trump, yang mengancam untuk memberlakukan tarif impor sebesar 50 persen pada semua barang yang dikirim dari Uni Eropa.

Dalam sebuah cuitan di media sosialnya, Trump menegaskan bahwa tarif ini akan diterapkan mulai 1 Juni 2025.

Ia menyatakan bahwa negosiasi yang dilakukan sebelumnya tidak membuahkan hasil, dan menganggap Uni Eropa menerapkan hambatan perdagangan yang tidak adil.

Menurutnya, defisit perdagangan tahunan AS dengan Uni Eropa mencapai lebih dari 250 miliar dollar, yang menjadi alasan di balik kebijakan tarif yang agresif ini.

Menanggapi ancaman tersebut, Uni Eropa menunjukkan sikap tegas.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maroš Šefčovič, menegaskan bahwa hubungan dagang antara AS dan UE harus didasarkan pada saling menghormati, bukan pada ancaman.

Bagaimana Dampak Ancaman Tarif terhadap Pasar Saham?

Ancaman tarif yang dilontarkan oleh Trump langsung mengguncang pasar saham global, termasuk bursa utama Wall Street.

Pasar merespons negatif, dengan kekhawatiran investor meningkat dan gejolak di pasar global.

Mengutip dari BBC News, indeks S&P 500 mengalami penurunan 0,7 persen, menandai pekan terburuknya dalam tujuh minggu terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 256 poin atau 0,6 persen, sedangkan Nasdaq Composite merosot 1 persen.

Dalam penutupan perdagangan, S&P 500 turun menjadi 3919 poin, Dow Jones melemah ke 25602 poin, dan Nasdaq turun menjadi 1873721 poin.

Sementara itu, indeks saham di Asia menunjukkan pergerakan yang beragam.

Di Tokyo, indeks Nikkei 225 naik 0,5 persen, sementara indeks Shanghai turun 0,9 persen.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan