Cerita Kekecewaan Warga usai Diskon Tarif Listrik Batal: Kena Prank, Gagal Beli Tas Sekolah Cucu
Berikut rangkuman kekecewaan warga usai pemerintah resmi membatalkan diskon tarif listrik sebesar 50 persen di bulan Juni dan Juli.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Sri Juliati
Menurut Sri Mulyani, diskon tarif listrik yang awalnya masuk dalam paket insentif, harus dihapus karena tidak cukupnya pengajuan waktu anggaran.
Sri Mulyani juga menyebut, insentif tarif listrik tidak bisa dijalankan pada periode Juni dan Juli 2025 karena proses penganggarannya jauh lebih lambat.
Baca juga: Kementerian ESDM Tegaskan Tidak Terlibat dalam Keputusan Pembatalan Diskon Tarif Listrik
Hal tersebut menjadi alasan diskon tarif listrik tidak masuk dalam stimulus paket kebijakan ekonomi bulan Juni dan Juli, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun 2025.
"Kita sudah rapat di antara para menteri, dan untuk pelaksanaan diskon listrik, ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat. Sehingga kalau kita tujuannya adalah Juni dan Juli, kita memutuskan tidak bisa dijalankan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (2/6/2025).
Kini insentif tarif listrik ini dialihkan pada bantuan subsidi upah (BSU) karena data untuk BSU sudah jelas sebab pernah dilakukan pada masa Covid-19.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Warga Curhat Soal Diskon Tarif Listrik Batal: Kecewa Kena Prank Sampai Gagal Beli Hadiah.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Jakarta/Pebby Adhe Liana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.