Jumat, 8 Agustus 2025

Para Arsitek dan Desainer Gaungkan Pendekatan Green Interior di Renex 2025

Ada prinsip-prinsip sasar yang harus dipenuhi desainer interior dan arsitek dalam mendesain interior seperti aspek keselamatan.

Istimewa
GAIRAHKAN INDUSTRI PROPERTI - Konferensi pers penyelenggaraan Rennovation Expo 2025 di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025. Event ini akan berlangsung selama 3 hari di JCC Senayan, Jakarta, pada 14-16 November 2025 dengan dukungan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta serta Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para arsitek dan desainer interior yang tergabung dalam Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) menggaungkan arsitektur interior hijau.

"Tren selalu ada. Yang sekarang lagi banyak disukai adalah desain kontemporer atau kekinian tapi batasannya tidak jelas. Saat ini material green interior architecture menjadi tren."

"Kalau desain Japandi dan lain-lain itu adalah gaya. Tren yang sskarang menggelora di seluruh dunia adalah green interior materials. Kita ingin Indonesia jadi trend setter desain interior dunia karena di masa lalu kita punya karya-karya interior yang bagus," ungkap Ketua Umum HDII Pusat Adi Surya Triwibowo di konferensi pers penyelenggaraan Renovation Expo (Renex) 2025 di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025.

Baca juga: Wakil Menteri Pekerjaan Umum: Arsitek Berperan Atasi Perubahan Iklim di Indonesia

Dia menambahkan, desain yang mengedepankan kearifan lokal juga sangat menarik untuk terus digaungkan di dunia arsitektur dan desain interior di Indonesia.

"Di Yogyakarta ada prinsip 'Memayung hayuning bawono' yang menyelarasskan desain yang menghubungkan antara sang pencipta dengan manusia, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan. Ini adalah contoh green architecture yang perlu terus kita gaungkan," ungkap Adi Surya.

Sidhi Wiguna Teh, dosen yang juga kurator, arsitek dan ahli fengshui mengatakan, green interior archutecture sebenarnya merupakan implementasi dari filosofi back to nature.

"Selama ini Barat mengajarkan kita cenderung lebih eksploitatif terhadap alam. Itu yang jadi kekhawatiran kita saat ini karena bumi tidak sedang baik-baik saja. Dalam fengshui, tujuan penataan properti kita lakukan agar selaras dengan alam," kata Sidhi.

"Di fengshui ada trinity of fengshui bagaimana agar kita bisa menyelaraskan antara manusia dengan langit dan bumi," imbuhnya.

Adi Surya Triwibowo, menambahkan, perkembangan teknologi digital yang pesat membuat 6.000an arsitek dan desainer interior anggota HDII menghadapi tantangan pemakaian teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam merancang arsitektur bangunan dan hunian termasuk untuk merancang interiornya.

"Lawan kami sekaranng adalah AI tapi banyak aspek di dunia arsitektur dan desain interior yang tidak bisa ditangani oleh AI," tegas Adisurya. 

Dia juga menekankan, ada prinsip-prinsip sasar yang harus dipenuhi desainer interior dan arsitek dalam mendesain interior seperti aspek keselamatan, kenyamanan, estetika dan lain lain.

"Kami memiliki 6.000an anggota dengan portofolio mendesain interior. Kearifan lokal sebaiknya jadi identitas lokal setiap desain interior," ungkap Adisurya,

Leonard Tambunan, Wakil Ketua III IAI Jakarta menambahkan, penggunaan elemen fengshui merupakan kenyataan di dunia arsitektur dan desain interior di Indonesia. 

"Tanpa pengetahuan tentang fengshui, hunian kurang bagus," ungkapnya.

Royanto Handaya, Presiden Direktur PT Panorama Media mengatakan, penyelenggaraan Renex 2025 akan berlangsung selama tiga hari dengan target 30.000 lebih pengunjung dan akan diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta, pada 14-16 November 2025.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan