Kamis, 7 Agustus 2025

Kemenhub Catat Realisasi Stimulus Diskon 50 Persen Tiket Kapal Laut Mencapai Rp 45,9 Miliar 

Diskon tarif untuk 923.113 penumpang meliputi 812.240 orang untuk kapal penumpang dan 110.873 orang untuk kapal perintis.

HO
DISKON TIKET KAPAL - realisasi anggaran stimulus diskon 50 persen tiket kapal laut sudah mencapai Rp 45,9 miliar. Anggaran yang diberikan pemerintah untuk stimulus ini sebesar Rp 210 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, realisasi anggaran stimulus diskon 50 persen tiket kapal laut sudah mencapai Rp 45,9 miliar.

Anggaran yang diberikan pemerintah untuk stimulus ini sebesar Rp 210 miliar. Rinciannya diberikan diskon tarif untuk 923.113 penumpang meliputi 812.240 orang untuk kapal penumpang dan 110.873 orang untuk kapal perintis.

Kemudian angkutan penyeberangan, diskon tarif diberikan kepada 506.830 penumpang dan 1.169.053 kendaraan.

Baca juga: Mulai 5 Juni, ASDP Beri Diskon Tarif Kepelabuhanan di Tujuh Lintasan Komersial

"Jadi saat ini sudah realisasinya Rp 45,9 miliar untuk anggarannya," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Budi Mantoro di Kementerian Perhubungan, dikutip Kamis (19/6/2025).

Berdasarkan paparannya, terjadi peningkatan penumpang sejak diberlakukannya diskon tarif kapal laut sebesar 50 persen mulai 5 Juni kemarin. Tercatat, hingga 17 Juni sudah ada 237.630 orang menikmati diskon tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyud mengatakan bahwa secara historis, terjadi peralihan minat masyarakat yang menggunakan kapal penumpang setelah adanya diskon tiket kapal laut ini. 

"Tanggal 5 dari hari pertama itu sudah ada peningkatan. Memang kemudian kan masuk ya, artinya aktivitas seperti biasa itu ada penurunan, ada naik lagi, begitu ya," kata Masyud.

"Jadi kalau kita bandingkan antara grafik tanpa stimulus dan dengan stimulus itu memang di awal dia sudah melebihi grafik yang tanpa stimulus," sambungnya.

Meski begitu, Masyud memproyeksikan peningkatan penumpang akan terjadi pada pekan depan sejalan dengan adanya libur panjang Tahun Baru Hijriah.

"Harapannya sih minggu depan dengan libur yang sudah mulai serentak, itu harapannya akan semakin naik. Artinya kita juga tidak ingin kan di transportasi ini menjadi katakan bottleneck dalam pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

"Karena yang tadinya biaya transportasi itu biasa saja, mungkin karena situasi perekonomian dia dianggap mahal, ya untuk itulah kita turunkan biaya transportasi supaya biaya transportasi tidak dianggap sebagai sesuatu yang menghambat," sambungnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan