Minggu, 28 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Perang Dagang Picu Kekhawatiran Pasar Saham Amerika, Ada Peringatan Koreksi Dalam

Strategis Morgan Stanley Mike Wilson menyebut kebijakan yang Trump terapkan saat ini menekan daya beli konsumen dan kesehatan neraca perusahaan.

HO
HARGA SAHAM TERTEKAN - Morgan Stanley memperkirakan koreksi bisa mencapai 10 persen pada kuartal ketiga ini, sementara Julian Emanuel dari Evercore memprediksi penurunan yang lebih besar, hingga 15 persen. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah perusahaan keuangan besar di Wall Street, New York, memperingatkan investor untuk bersiap menghadapi penurunan pasar saham Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.

Pasar saham merupakan tempat transaksi bebas (over the counter) di mana para investor membeli dan menjual saham perusahaan publik.

Nilai saham yang sudah tinggi bertemu dengan data ekonomi AS Mei hingga Juli yang semakin memburuk diprediksi menjadi penyebab utama alarm yang diberikan Wall Street.

Baca juga: Saham Global Menguat, Investor Berharap Suku Bunga AS Kembali Turun

Perusahaan keuangan seperti Morgan Stanley, Deutsche Bank dan Evercore memprediksi indeks S&P 500 akan mengalami koreksi akibat melemahnya kondisi ekonomi. 

S&P 500 adalah indeks pasar saham yang ditimbang berdasarkan kapitalisasi pasar yang terdiri dari 500 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat.

Hal ini disebabkan oleh dampak perang dagang Presiden Donald Trump yang disebut menjadi salah satu pemicu utama.

Imbas perang dagang ini juga menyebabkan melambatnya belanja konsumen, penurunan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran dan potensi inflasi yang kembali menguat, dilansir dari Bloomberg.

Morgan Stanley memperkirakan koreksi bisa mencapai 10 persen pada kuartal ketiga ini, sementara Julian Emanuel dari Evercore memprediksi penurunan yang lebih besar, hingga 15 persen.

Strategis Morgan Stanley Mike Wilson menyebut kebijakan yang Trump terapkan saat ini menekan daya beli konsumen dan kesehatan neraca perusahaan.

Meski pasar sempat rebound pada Senin setelah penurunan tajam akibat tarif dan data ekonomi di akhir pekan lalu, para analis menilai risiko pelemahan masih tinggi.

Selain faktor ekonomi, tren musiman juga menjadi perhatian. Data Bloomberg menunjukkan, selama tiga dekade terakhir, kinerja S&P 500 pada bulan Agustus dan September rata-rata mencatatkan penurunan 0,7 persen, berlawanan dengan rata-rata kenaikan 1,1 persen di bulan-bulan lainnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan