Selasa, 2 September 2025

Beras Oplosan

Beras Sempat Kosong di Minimarket, Ini Biang Keroknya

Peristiwa terkait beras oplosan yang sempat mencuat menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak.

|
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
BERAS TIDAK TERSEDIA - Stok beras kosong di rak gerai ritel tidak tersedia. Pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pasokan beras ke pasar tetap berjalan, meskipun beberapa ritel modern atau minimarket sempat mengalami kekosongan beras premium.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa kondisi ini terjadi karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.

“Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan,” ujar Arief di Jakarta, dikutip Selasa (2/9/2025).

Baca juga: Bulog: Harga Eceran Tertinggi Beras SPHP Tidak Naik

Sedangkan, kata dia, beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan.

“Karena penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label. Misalnya broken 15 persen, kadar air 14 persen, dan derajat sosoh minimal 95 persen. Kalau sudah sesuai, mereka akan kembali kirim ke modern market,” kata Arief.

Arief menambahkan, peristiwa terkait beras oplosan yang sempat mencuat menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak.

“Kejadian kemarin menjadi review buat kita semua, salah satunya supaya penggilingan padi lebih disiplin memproduksi sesuai dengan keterangan yang ada di label,” tegas Arief. 

Arief juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras

Beras yang disalurkan pemerintah merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog. Stok CBP saat ini mencapai 3,9 juta ton menjadi angka yang cukup kuat dalam menopang upaya pengendalian inflasi dan stabilitas pasokan dan harga pangan. 

Progres intervensi ini dapat terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismatini menyampaikan bahwa pada Agustus 2025 beras memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen, dengan tingkat inflasi bulanan sebesar 0,73 persen.

“Inflasi beras ini cenderung sudah lebih rendah dibandingkan dengan inflasi beras pada bulan Juli 2025 lalu yang mencapai 1,35 persen,” ungkap Pudji. 

Adapun penyaluran bantuan pangan beras periode Juni–Juli 2025 ditengarai menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penurunan inflasi beras bulanan ini.

Sebanyak 365 ribu ton beras disalurkan dengan menyasar 18,27 juta PBP (Penerima Bantuan Pangan) dan realisasi penyalurannya telah mencapai mencapai 98,23 persen. 

Selain itu, distribusi beras SPHP yang terus digencarkan juga turut menopang stabilitas pasokan beras di pasaran. Hingga akhir Agustus 2025, realisasi penyaluran SPHP telah mencapai 303 ribu ton.

Pemerintah menargetkan penyaluran SPHP periode Juli–Desember 2025 sebesar 1,3 juta ton melalui berbagai kanal distribusi, melibatkan BUMN Pangan, pemerintah daerah, BUMD, asosiasi, UMKM, hingga ritel modern dan pasar tradisional.
 
 
 
 
 
 
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan