Analis: Sinergi Kebijakan Fiskal-Moneter Dorong Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah tak lagi menahan diri setelah menggeser dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank-bank milik negara agar disalurkan jadi kredit
Penulis:
Glery Lazuardi
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan fiskal pemerintah yang semakin ekspansif mendapat sambutan positif dari kalangan analis.
Kebijakan fiskal adalah tindakan yang diambil pemerintah mengatur pendapatan dan pengeluaran negara demi mengendalikan perekonomian, dengan tujuan menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. I
Dr. David Sutyanto, CSA, Ketua Umum Perkumpulan Analis Efek Indonesia, menilai arah kebijakan fiskal dan moneter yang kini seirama menjadi sinyal awal optimisme bagi perekonomian nasional.
Baca juga: 20 Ribu Koperasi Merah Putih Bakal Serap Kucuran Dana Rp 200 Triliun yang Disebar ke Himbara
David menilai pemerintah tak lagi menahan diri setelah menggeser dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank-bank milik negara agar dapat segera disalurkan menjadi kredit produktif.
Tak hanya itu, stimulus tambahan senilai lebih dari Rp16 triliun juga digelontorkan, mencakup bantuan sosial, dukungan untuk UMKM, program padat karya, serta insentif sektor pariwisata.
Dari sisi moneter, BI mengambil langkah berani dengan memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75 persen, meski banyak ekonom memprediksi suku bunga akan dipertahankan.
Keputusan ini membawa efek positif dengan menurunkan biaya pinjaman, memperbesar ruang konsumsi, sekaligus memberi dorongan bagi pasar modal.
“Indonesia kini berada di persimpangan yang menentukan, dan pilihan kebijakan yang lebih berani memberi alasan untuk optimis. Semua ini terjadi karena fiskal dan moneter tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan bersatu dalam tujuan yang sama. Selamat datang Ekonomi Ekspansif,” ujar David kepada media, Kamis (18/9).
Ia menambahkan, sinergi kebijakan fiskal dan moneter di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan ekspansi ekonomi.
Langkah ini diharapkan memperpanjang momentum pertumbuhan dan menghadirkan manfaat yang lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: Didik J Rachbini: Penempatan Rp 200 Triliun Uang Pemerintah ke Bank Himbara Langgar Undang-undang
“Inilah era baru dibawah pemerintahan Presiden Prabowo ketika kebijakan fiskal dan moneter bertemu dalam satu irama, mendorong roda perekonomian agar bergerak lebih kencang, memperpanjang masa ekspansi, dan memberi harapan bahwa pertumbuhan kali ini bisa dirasakan lebih merata oleh seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Perkumpulan Analis Efek Indonesia
kebijakan fiskal
perekonomian
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Ketua PP Muhammadiyah Ingatkan Menkeu Purbaya Masyarakat Butuh Fakta Bukan Kata-kata |
![]() |
---|
Sumber Daya Ekonomi Rakyat Dihisap Pungli dan Judi Online, Aliansi Ekonom: Negara Tak Hadir |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bakal Rombak Gaya Fiskal dan Moneter Ketat Era Sri Mulyani |
![]() |
---|
Semester I 2025, Realisasi Investasi KEK Capai Rp 294 Triliun |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Soroti Stabilitas Ekonomi dan Komitmen Ciptakan Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.