Jumat, 31 Oktober 2025

KDM Sebut Pemprov Jabar Tak Simpan Dana di Bank, Menkeu Purbaya: Kemungkinan 'Dikibulin' Anak Buah

Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa merespons tantangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi

Endrapta Pramudhiaz
SIMPAN DANA - Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa merespons tantangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) untuk membuka data soal pemerintah daerah (pemda) yang menyimpan dana di bank daerah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa merespons tantangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) untuk membuka data soal pemerintah daerah (pemda) yang menyimpan dana di bank daerah.

Sebelumnya, Dedi menantang Purbaya agar buka-bukaan data soal pemerintah daerah (pemda) yang menyimpan dana di bank daerah.

Tantangan ini dilayangkan Dedi setelah ia mengecek di Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten (BJB), apakah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menyimpan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerag (APBD) dalam bentuk deposito.

Hasilnya, kata Dedi, Pemprov Jabar tidak menyimpan dana APBD dalam bentuk deposito di Bank BJB.

Purbaya pun meminta Dedi untuk mengecek langsung data yang dimaksud ke Bank Indonesia (BI). Menurutnya, data mengenai simpanan dana pemerintah daerah bersumber dari bank sentral.

Purbaya menilai Dedi bisa saja dibohongi oleh anak buahnya terkait dengan tidak adanya dana Pemda Jabar tersimpan di bank daerah.

"Tanya aja ke Bank Sentral. Itu kan data dari sana. Harusnya dia cari. Kemungkinan besar anak buahnya juga ngibulin dia loh," kata Purbaya ketika ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Purbaya Ngeluh Data Intelijen Kemenkeu Belum Lengkap, Tak Bisa Pantau Detail Barang Masuk-Keluar RI

Purbaya meragukan sumber data yang digunakan Dedi hingga bisa menyimpulkan tidak ada dana Pemprov Jabar yang tersimpan di bank daerah.

Sebab, menurut dia, BI memiliki sistem khusus yang mencatat seluruh simpanan dana pemerintah daerah di bank-bank daerah.

Dalam sistem tersebut, ada penandaan khusus yang menunjukkan kepemilikan dana, baik milik pemerintah pusat maupun daerah. Sistem dari BI ini dilaporkan perbankan secara rutin.

"Pak Dedi tau semua bank? Dia hanya tau Jabar saja kan. Saya enggak pernah describe data Jabar kan. Kalau dia bisa turunkan sendiri, saya enggak tau dari mana datanya," ujar Purbaya.

"Data itu dari sistem keuangan bank sentral. Saya lupa namanya. Di situ ada tuh ada flagnya. Ada contreng ini data punya siapa, punya pemda, jenisnya apa, deposito, giro, dan lain-lain," sambungnya.

Ia pun menyarankan Dedi untuk memeriksa sendiri ke BI jika masih meragukan informasi tersebut.

"Saya bukan pegawai Pemda Jabar. Kalau mau dia periksa, periksa saja sendiri. Itu data dari sistem monitoring BI yang dilaporkan oleh perbankan setiap setiap hari kali ya, setiap beberapa minggu sekali. Itu seperti itu datanya. Jadi jangan Pak Dedi nyuruh saya kerja," ucap Purbaya.

Dedi Tantang Purbaya

Diketahui, Dedi menantang Purbaya untuk mengecek apakah Pemprov Jabar menyimpan dana APBD dalam bentuk deposito di Bank BJB.

"Saya sudah cek, tidak ada yang disimpan dalam (bentuk) deposito. Saya tantang Pak Menkeu untuk membuka data dan faktanya, daerah mana yang menyimpan dana dalam bentuk deposito?" kata Dedi dalam keterangannya, Senin (20/10/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Dedi menilai pernyataan Purbaya soal pemda menyimpan dana APBD di bank, dapat menggiring opini terhadap daerah.

Seolah-olah, kata Dedi, daerah bisa dianggap tidak becus dalam mengelola anggaran.

Hal itu dianggap Dedi bisa berdampak buruk pada daerah-daerah yang benar-benar bekerja secara baik.

"Ini adalah sebuah problem yang harus diungkap secara terbuka dan diumumkan kepada publik. Sehingga, tidak membangun opini bahwa seolah-olah daerah ini tidak memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan keuangan," tutur Dedi.

Baca juga: Purbaya Ungkap Rencana Penangkapan Mafia Besar-besaran, Sudah Kantongi Nama Termasuk Sosok Berkuasa

"Ini akan sangat merugikan daerah-daerah yang bekerja dengan baik. Efeknya, kalau semuanya dianggap menjadi sama, daerah yang bekerja dengan baik akan mengalami problematika pengelolaan keuangan, sehingga daerahnya terus-menerus mengalami penurunan daya dukung fiskal dan ini sangat berefek buruk bagi kinerja pembangunannya," imbuhnya.

Dedi sekali lagi mendesak kepada Purbaya untuk membuka data, daerah mana saja yang menyimpan APBD di bank dan belum membelanjakannya.

"Umumkan saja daerah-daerah mana saja yang belum membelanjakan keuangannya dengan baik dan uangnya masih tersimpan dengan baik, bahkan ada yang disimpan dalam bentuk deposito," tegas Dedi.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved