Industri Cat Indonesia Tembus Daftar Fortune 500, Perusahaan Mana Saja yang Juga Masuk?
Perusahaan di sektor manufaktur Indonesia kembali berhasil menembus daftar bergengsi Fortune 500.
Ringkasan Berita:
- Perusahaan di sektor manufaktur Indonesia kembali berhasil menembus daftar bergengsi Fortune 500.
- AVIA dinyatakan sebagai perusahaan dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun 2025.
- Fortune 500 merupakan daftar pemeringkat 500 perusahaan terbesar di tujuh negara kawasan Asia Tenggara yang diukur berdasarkan kinerja keuangan di tahun fiskal 2024.
- Perusahaan asal Indonesia lainnya yang masuk daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah Pertamina, PLN dan BRI.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan di sektor manufaktur Indonesia kembali berhasil menembus daftar bergengsi Fortune 500.
Terbaru, industri manufaktur yang masuk daftar Fortune 500 adalah perusahaan cat PT Avia Avian Tbk. Emiten berkode saham AVIA di lantai bursa ini dikenal sebagai salah satu produsen cat nasional yang memproduksi beragam cat dekoratif.
AVIA dinyatakan sebagai perusahaan dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun 2025.
Fortune 500 merupakan daftar pemeringkat 500 perusahaan terbesar di tujuh negara kawasan Asia Tenggara yang diukur berdasarkan kinerja keuangan di tahun fiskal 2024.
Secara kolektif, perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut mencatatkan total pendapatan sebesar USD 1,82 triliun.
Capaian ini menandai dua tahun berturut-turut AVIA memperoleh pengakuan dari Fortune, yang sekaligus mencerminkan kemampuan Perseroan dalam menjaga kinerja positif di tengah tantangan ekonomi yang berlangsung.
Di tahun buku 2024 lalu, AVIA mencatat total pendapatan sebesar Rp 7,5 triliun, setara dengan USD 471 juta, dengan marjin laba bersih mencapai 22,3 persen.
Di periode yang sama, total aset Perseroan tercatat sebesar USD 687 juta. Capaian keuangan tersebut didukung oleh lebih dari 9.000 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta ekosistem operasional yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Saat ini, AVIA didukung oleh 144 pusat distribusi yang melayani lebih dari 59.000 toko bahan bangunan di seluruh Indonesia.
Berdasar laporan resmi perseroan, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Desember 2021 menguasai pangsa pasar terbesar segmen cat dan cat pelapis dekoratif di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Frost & Sullivan dengan pangsa pasar sekitar 24 persen.
Proses manufaktur dipusatkan di Sidoarjo, Jawa Timur. Cat di segmen arsitektur berkontribusi 80 persen pada total penjualan dan segmen barang dagangan berkontribusi 20 persen penjualan.
Sejak 2020, perusahaan mendirikan pusat riset, pengembangan dan inovasi pertama di Indonesia bernama Avian Innovation Center (AIC) seluas 5.000 meter persegi.
Di tengah gejolak ekonomi lokal maupun global, emiten ini secara konsisten menjalankan strategi pertumbuhan untuk memperkuat pangsa pasar.
Baca juga: Kinerja Keuangan Terbaik, Pertamina Raih Posisi Puncak Daftar Fortune Indonesia 100
Perseroan memprioritaskan investasi bisnis jangka panjang melalui perluasan pusat distribusi, inovasi produk baru, serta peningkatan operasional internal.
Perusahaan asal Indonesia lainnya yang masuk daftar Fortune Southeast Asia 500 adalah Pertamina di peringkat 3, PLN (Persero) di peringkat 6 dan Bank BRI Tbk di peringkat 14. Total ada 109 perusahaan asal Indonesia yang masuk daftar peringkat ini.
Baca juga: Catat Pendapatan Rp16,72 Triliun, Blibli Masuk Peringkat 72 Fortune Indonesia 100
Di tingkat global, perusahaan ternama dunia masuk daftar Fortune Global 500. Daftar ini juga mencakup pula perusahaan berbasis di luar Amerika Serikat.
Di posisi 10 besar diisi oleh Walmart, Amazon, State Grid, Saudi Aramco, China National Petroleum, Sinopec Group, UnitedHealth Group, Apple, CVS Health dan Berkshire Hathaway.
Laporan Reporter: Avanty Nurdiana | Sumber: Kontan
Sumber: Kontan
| Dirut Pertamina Sambangi Kantor Kemenkeu, Purbaya: Mungkin Mau Tunjukkan Dia Serius Bangun Kilang |
|
|---|
| KPK Ungkap Dugaan Keterkaitan Bisnis Tersangka Korupsi Katalis Chrisna Damayanto dengan Riza Chalid |
|
|---|
| Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Mencapai 1,04 Juta Barel per Agustus 2025 |
|
|---|
| Dukung Swasembada Energi, PHE Kokohkan Peran di Hulu Migas Nasional |
|
|---|
| Eks Pejabat Pertamina: Beban Biaya Rp 150 M Per Tahun Jika Operasi Terminal BBM PT OTM Dihentikan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.