Rabu, 29 Oktober 2025

Indonesia Tawarkan Potensi Mineral Tanah Jarang di IMARC 2025 Australia

Indonesia menampilkan potensi pemanfaatan mineral tanah jarang di International Mining and Resources Conference & Expo Australia.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Discovery Alert
IMARC 2025 - Indonesia menampilkan potensi pemanfaatan mineral tanah jarang atau rare earth elements (REE) di International Mining and Resources Conference & Expo (IMARC) 2025 di Sydney, Australia. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Indonesia menampilkan potensi pemanfaatan mineral tanah jarang atau rare earth elements (REE) di International Mining and Resources Conference & Expo (IMARC) 2025 di Sydney, Australia.

Partisipasi Indonesia melalui Holding Industri Pertambangan MIND ID menandai langkah nyata dalam memperkenalkan kekayaan sumber daya mineral nasional yang kini tengah diarahkan menuju hilirisasi dan industri bernilai tambah tinggi.

Unsur tanah jarang merupakan bahan penting untuk pengembangan kendaraan listrik, semikonduktor, sistem pertahanan, serta energi terbarukan.

Di IMARC 2025, MIND ID hadir dengan tema besar Journey of Indonesian Minerals untuk menggambarkan kekayaan mineral Indonesia menjadi produk hilir bernilai tinggi.

Potensi REE Indonesia berasal dari mineral sampingan seperti monasit dan zirkon yang ditemukan di area tambang timah dan bauksit.

Kandungan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain strategis dalam rantai pasok global untuk material berteknologi tinggi yang dibutuhkan dalam industri masa depan.

“Langkah MIND ID memperkenalkan potensi Unsur Tanah Jarang Indonesia di IMARC menjadi simbol kesiapan kita memasuki era industri hijau dan berkelanjutan,” ujar Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono dikutip, Minggu (26/10/2025).
 
Siswo menjelaskan, Indonesia memiliki 25 persen cadangan nikel dunia, serta sumber daya bauksit, timah, dan logam tanah jarang yang sangat besar.

Menurutnya, kekayaan mineral tersebut menempatkan Indonesia pada posisi penting dalam mendukung transisi energi global menuju ekonomi rendah karbon.

Baca juga: Suzuki Hentikan Produksi Swift Akibat Pembatasan Ekspor Rare Earths oleh China

“Indonesia tidak lagi sekadar pemasok bahan mentah, tetapi juga mitra industri dan teknologi. Kita ingin menjadi bagian penting dari rantai pasok global dalam transisi energi bersih,” ujarnya.

Hal itu sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia yang menekankan hilirisasi mineral dan pengembangan energi terbarukan sebagai strategi utama menuju kemandirian ekonomi dan daya saing global.

“Partisipasi MIND ID di IMARC memperkuat jejaring global sekaligus membuka ruang kerja sama lintas negara di bidang mineral strategis. Potensi kolaborasi ini sangat besar, terutama dalam riset pemrosesan dan pemanfaatan REE,” kata Siswo.

Baca juga: Zelensky Tolak Kesepakatan Tanah Jarang, Trump Beri Peringatan

Selain pameran, delegasi Indonesia juga menjalin diskusi dengan sejumlah pelaku industri dan investor yang tertarik terhadap prospek pengolahan REE di dalam negeri.

Dengan dukungan kebijakan hilirisasi yang konsisten, Indonesia diharapkan dapat mengembangkan rantai pasok penuh dari eksplorasi hingga manufaktur komponen berbasis REE.

“Diplomasi mineral adalah bagian penting dari diplomasi ekonomi Indonesia sehingga dunia dapat melihat Indonesia sebagai mitra terpercaya untuk masa depan industri tambang yang inovatif dan berkelanjutan,” ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved