Jumat, 31 Oktober 2025

InJourney Dorong Ekosistem Pariwisata yang Berkelanjutan

revitalisasi Grand Hotel De Djokja adalah bagian dari komitmen perseroan dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan

Editor: Sanusi
HO
PARIWISATA BERKELANJUTAN - InJourney Hospitality transformasi hotel legendaris Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, menjadi Grand Hotel De Djokja 
Ringkasan Berita:
  • Transformasi hotel legendaris Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, menjadi Grand Hotel De Djokja.
  • Grand Hotel De Djokja telah menjadi saksi milestone sejarah.
  • Grand Hotel De Djokja berawal pada tahun 1911, dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda.

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mendorong ekosistem pariwisata yang berkelanjutan, serta melestarikan warisan budaya seiring pengembangan ekonomi kreatif dan industri perhotelan modern. 

Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang mempertimbangkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, demi memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat lokal.

Salah satu upaya Injourney menciptakan ekosistem pariwisata berkelanjutan dan  melestarikan warisan budaya, melalui transformasi hotel legendaris Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, menjadi Grand Hotel De Djokja.

Baca juga: YIA Salurkan Bantuan TJSL InJourney Airports untuk Kembangkan Wisata Berkelanjutan di Pengger

Adapun transformasi ini berada di bawah naungan InJourney Hospitality atau PT Hotel Indonesia Natour, member dari InJourney.

Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat menyampaikan, revitalisasi Grand Hotel De Djokja adalah bagian dari komitmen perseroan dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan melestarikan warisan budaya seiring dengan pengembangan ekonomi kreatif dan industri perhotelan modern.

"Sebagai salah satu hotel pertama dan paling bersejarah di Yogyakarta, Grand Hotel De Djokja telah menjadi saksi milestone sejarah dan ikon arsitektur kolonial yang memadukan keanggunan gaya Eropa dengan estetika budaya Jawa," kata Christine dikutip Jumat (31/10/2025).

Melalui inisiatif strategis The Heritage Collection, kata Christine, perseroan berupaya mengembalikan keagungan masa lalunya dengan menghadirkan pengalaman baru yang memadukan heritage dan modern luxury, tanpa menghilangkan nilai-nilai autentik bangunan ini.

Baca juga: InJourney Airports Borong 27 Penghargaan Bergengsi ASQ Awards dari ACI

"Kami optimis, melalui revitalisasi ini dapat menghidupkan kembali semangat, narasi sejarah, kultural serta memperkuat posisi pariwisata berbudaya di tingkat nasional maupun global," paparnya.

Tentang Grand Hotel De Djokja

Jejak sejarah Grand Hotel De Djokja berawal pada tahun 1911, ketika hotel ini dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda sebagai salah satu hotel termewah yang menjadi tempat persinggahan para pejabat, bangsawan, hingga tokoh-tokoh penting internasional. 

Hotel legendaris ini telah menjadi saksi perjalanan sejarah bangsa dan mengalami beberapa kali perubahan nama menjadi Hotel Asahi (1942), Hotel Merdeka (1948), Hotel Garuda (1950), Natour Garuda (1975), Inna Garuda (2001), Grand Inna Malioboro (2017). 

Kini, lebih dari satu abad kemudian, hotel bersejarah ini kembali ke nama aslinya, Grand Hotel De Djokja, sebagai bentuk penghormatan terhadap akar sejarah dan warisan budaya Yogyakarta.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved