Selasa, 4 November 2025

Ini Ciri-ciri Pelaku Penipuan Digital dan Cara Antisipasinya

Cara pelaku melakukan penipuan secara digital juga bermacam-macam mulai dari fake call dan phishing hingga social engineering.

Istimewa
ILUSTRASI PENGIRIMAN PAKET - Salah satu unsur kasus penipuan yang kerap terjadi yakni pengiriman paket atau mengaku kurir paket. 
Ringkasan Berita:
  • Cara pelaku melakukan penipuan secara digital mulai dari fake call dan phishing hingga social engineering.
  • Ciri utama pelaku penipuan digital biasanya tergesa-gesa, menjanjikan hadiah atau meminta data sensitif.
  • Jangan membagikan OTP, instal aplikasi hanya dari sumber resmi dan selalu verifikasi sumber komunikasi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modus penipuan digital saat ini semakin banyak dan beragam. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi keamanan siber masyarakat masih menjadi catatan dan tantangan besar.

Cara pelaku melakukan penipuan secara digital juga bermacam-macam mulai dari fake call dan phishing hingga social engineering yang memanfaatkan kepercayaan antar individu.

Kolaborasi antara pemegang otoritas, penyedia layanan dan upaya edukasi publik serta perilaku dan kewaspadaan digital menjadi salah satu kunci penting menghindari penipuan tersebut.

Baca juga: Siber Polda Metro Jaya Ungkap  Ratusan Kasus Penipuan Online, Korban Rugi Puluhan Miliar

Terkait hal tersebut GHO Cyber Security and Fraud Management Finnet Indonesia, Sudhista Febriawan Wira Pratama mengatakan ciri utama pelaku penipuan digital biasanya tergesa-gesa, menjanjikan hadiah atau meminta data sensitif.

Karena itu Sudhista memberikan langkah mitigasi sederhananya yakni jangan klik link yang dikirim pelaku penipuan, jangan membagikan OTP, instal aplikasi hanya dari sumber resmi dan selalu verifikasi sumber komunikasi.

Lebih jauh Sudhista menjelaskan sistem keamanan digital yang dimiliki penyedia infrastruktur seperti Finnet memang sudah dirancang berlapis mencakup fraud detection, data protection dan monitoring realtime.

"Namun perlu dipahami bahwa banyak kasus penipuan digital terjadi bukan karena kelemahan sistem,melainkan karena manipulasi sosial yang menargetkan pengguna langsung," ujar Sudhista dalam pernyataannya, Senin(3/11/2025).

Artinya, lanjut Sudhista sistem sebenarnya mampui mendeteksi anomali transaksi, akan tetapi tidak selalu bisa mencegah seseorang memberikan OTP, PIN atau data pribadi kepada pelaku penipuan digital.

"Karena itu pencegahan paling efektif tetap kombinasi antara teknologi yang kuat dan kesadaran pengguna yang tinggi," kata Sudhista.

Sudhista juga memberikan tips aman bagi para pengguna digital payment. Salah satunya yakni saat menerima fake call atau panggilan palsu tidak dikenal jangan pernah menyebutkan OTP atau data pribadi melalui telepon.

"Lalu segera tutup panggilan telepon dan hubungi call center resmi," ujar Sudhista.

Selain untuk pengguna digital payment, Sudhista juga memberikan saran terkait maraknya link penipuan digital. Kata Sudhista jangan klik link dari pesan chat pribadi, instal aplikasi hanya dari Play Store atau App Store kemudian hapus pesan mencurigakan dan laporkan sebagai spam.

"Mari jadi generasi yang bukan hanya melek digital,tapi juga tahan tipu digital. Karena keamanan bukan tanggung jawab satu pihak tapi kesadaran bersama,"ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved