Jumat, 7 November 2025

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,04 Persen, Ekonom: Tidak Berkualitas, Hanya Kelompok Atas yang Nikmati

Motor penggerak utama ekonomi nasional, yaitu domestic demand atau permintaan dalam negeri, justru pertumbuhannya di bawah 5 persen .

dok. Kompas.id
PERTUMBUHAN EKONOMI - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. 
Ringkasan Berita:
  • Meningkatnya potensi ketimpangan ekonomi di Indonesia.
  • Kelompok menengah bisa semakin tertekan.
  • Kualitas investasi yang belum berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tercatat sebesar 5,04 persen.

Namun, angka tersebut dinilai belum mencerminkan kualitas pertumbuhan yang merata.

"Pertumbuhan yang enggak berkualitas nih," kata Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira kepada Tribunnews, Rabu (5/11/2025).

Bhima menyebut motor penggerak utama ekonomi, yaitu domestic demand atau permintaan dalam negeri, justru pertumbuhannya di bawah 5 persen.

Baca juga: Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada Kuartal IV 2025 di Atas 5,12 Persen

"[Pertumbuhan ekonomi] Indonesia ini makin enggak berkualitas karena konsumsi kan yang menggerakkan lapangan kerja juga," ujar Bhima.

Ia menyoroti meningkatnya potensi ketimpangan ekonomi. Ia menilai pertumbuhan yang terjadi justru lebih banyak dinikmati oleh kelompok atas.

"Ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ini akan memicu terjadinya ketimpangan, hanya segelintir kelompok atas yang paling banyak menikmati," ucap Bhima.

Jika terus begini, ia menilai kelompok menengah bisa semakin tertekan.

Masyarakat kelas menengah semakin tertekan karena tidak dapat bantuan sosial, sedangkan lapangan kerja formal juga makin sulit.

"Padahal konsumen kelompok menengah dan rentan itu berkontribusi 68 persen terhadap total pengeluaran nasional," kata Bhima.

"Jadi saya agak warning akan ada shrinking middle class yang terjadi secara masif ke depannya," sambungnya.

Bhima juga menyoroti kualitas investasi yang belum berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja.

Realisasi investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA) tercatat tumbuh 13,89 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal III-2025.

Investasinya memang tumbuh, tetapi serapan tenaga kerjanya makin melemah per satu triliun investasi.

"Ini artinya ada tanda-tanda bahwa kita masuk fase sebenarnya di atas kertas ekonomi seakan tumbuh tinggi, tetapi enggak dirasakan di meja makan," ujar Bhima.

Adapun menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud, pertumbuhan ekonomi kuartal III bila dibandingkan dengan kuartal II tahun 2025 melambat sejalan dengan pola musiman seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi triwulan 3 selalu lebih rendah daripada triwulan 2," ungkap Eddy.

Edy memaparkan, dari sisi produksi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2025 adalah industri pengolahan perdagangan, informasi dan komunikasi serta pertanian.

"Hal ini sejalan dengan permintaan domestik luar negeri," terang dia.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun 2025 didorong oleh komponen ekspor, PMTB dan konsumsi rumah tangga.

Hal ini tercermin dari peningkatan nilai dan volume ekspor barang non migas dan ekspor jasa, realisasi investasi BPKM, serta pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih terjaga. 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved