Sabtu, 8 November 2025

Perusahaan Indonesia Didorong Terapkan Prinsip ESG dalam Praktik Bisnis Berkelanjutan

Indonesia masih perlu mempercepat langkah agar sejajar dengan negara lain dalam penerapan standar keberlanjutan global.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Eko Sutriyanto
PRAKTIK KEBERLANJUTAN - CEO BDO Indonesia, Thano Tanubrata (ketiga dari kanan) dan Johanna Gani (ketiga dari kanan). Indonesia masih perlu mempercepat langkah agar sejajar dengan negara lain dalam penerapan standar keberlanjutan global. 

Ringkasan Berita:
  • Kesadaran bisnis terhadap keberlanjutan meningkat, namun Indonesia masih tertinggal dalam penerapan standar ESG global.
  • Para pelaku usaha didorong mempercepat adaptasi jelang 2026–2027, saat pelaporan keberlanjutan mulai diberlakukan.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesadaran dunia usaha terhadap praktik keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan terus meningkat. Indonesia masih perlu mempercepat langkah agar sejajar dengan negara lain dalam penerapan standar keberlanjutan global.

“Negara-negara lain sudah lebih matang dalam sustainability reporting. Harapan kami, pada 2026–2027 saat standar pelaporan keberlanjutan mulai berlaku, semakin banyak bisnis di Indonesia yang siap menerapkan prinsip ESG,” kata CEO BDO Indonesia Thano Tanubrata di Jakarta belum lama ini.

Pihaknya berupaya memperkuat layanan konsultasi di bidang Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan memperluas tim dan menghadirkan profesional baru dari kelompok Johanna Gani.

Langkah ini sekaligus mempertegas posisi Indonesia dalam jaringan BDO global, yang kini beroperasi di lebih dari 160 negara.

“Indonesia memiliki posisi strategis dalam ekosistem bisnis global. Kami membangun tim yang kuat untuk mendukung arus investasi asing dan memberikan layanan profesional terbaik,” jelas Thano dalam acara pengumuman resmi bergabungnya Johanna Gani bersama ratusan profesional di Jakarta.

Kehadiran tim Johanna membawa kekuatan baru bagi BDO dengan kemampuan memahami konteks lokal sekaligus berpikir global.

Fokus pada ESG dan Sustainability Reporting

Sebagai salah satu firma akuntansi pertama di Asia Tenggara yang memiliki divisi khusus ESG, BDO Indonesia kini memperkenalkan inovasi baru berupa decarbonisation rating.

Sistem ini membantu perusahaan menilai tingkat kematangan proses dekarbonisasi dan membandingkannya dengan perusahaan sejenis di tingkat regional.

“Melalui decarbonisation rating, kami ingin membantu korporasi memahami posisi mereka dalam perjalanan menuju net zero. Kami sudah mendampingi sejumlah perusahaan besar, termasuk di sektor perkebunan dan energi,” kata Thano.

Baca juga: Telkom Teguhkan Komitmen ESG untuk Ekosistem Digital Inklusif dan Berdaulat

Ia menambahkan, layanan ESG BDO menyasar perusahaan publik dan pelaku usaha non-publik yang menjadi bagian dari rantai pasok global.

“Banyak perusahaan di level scope 3 kini dituntut untuk menerapkan praktik bisnis berkelanjutan. Mau tidak mau, mereka harus comply, meski bukan emiten,” tegasnya.

Penggabungan tim Johanna Gani menambah kekuatan BDO di berbagai sektor, mulai dari audit, pajak, advisory, business process outsourcing (BPO), hingga layanan legal.

Kolaborasi ini disebut menciptakan sinergi nyata antar tim lintas disiplin.

Baca juga: Bank Raya Perkuat Komitmen Ekosistem Bisnis Berkelanjutan Berbasis ESG dan Green Banking

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved