Sabtu, 15 November 2025

Garuda Indonesia Tunda Pembelian Pesawat, Glenny: Fokus Perbaikan Armada

Garuda hanya membayarkan uang muka untuk pemesanan satu unit pesawat dan tiga pesawat lainnya resmi dipostponed.

HO
GARUDA INDONESIA - Manajemen Garuda memutuskan menunda pembelian pesawat. 
Ringkasan Berita:
  • Garuda hanya membayarkan uang muka untuk pemesanan satu unit pesawat
  • Proses pemulihan penuh membutuhkan waktu dua tahun hingga Garuda kembali mencetak laba.
  • Danantara setuju mengucurkan modal sebesar Rp23,67 triliun.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan perbaikan pesawat alih-alih menambah pesawat baru untuk memperkuat operasional bisnisnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H. Kairupan mengungkapkan, perseroan sebelumnya memang telah menandatangani MoU pemesanan empat pesawat

Namun, Garuda hanya membayarkan uang muka untuk pemesanan satu unit pesawat. Sementara, tiga pesawat lainnya resmi dipostponed.

Baca juga: Danantara: Garuda Indonesia Punya Banyak Pesawat yang Tidak Bisa Terbang

“MoU ada empat pesawat, baru satu yang DP. Tiga sisanya kami tunda dulu, karena prioritasnya perbaikan armada,” kata Glenny dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025)

Menurut Glenny, keputusan ini menegaskan arah perbaikan Garuda yang semakin konsisten sejak masuknya skema penyelamatan pemerintah dan BPI Danantara. 

Meski Danantara setuju mengucurkan modal sebesar Rp23,67 triliun, tapi mantan penerbang TNI AD ini cukup hati-hati.

Glenny yang merupakan pilot lulusan LPPU Curug ini menilai, penyelamatan Garuda harus dimulai dari sektor operasional yang selama ini membebani keuangan. 

“Kalau tidak diperbaiki, biaya tetap jalan terus,” ujarnya.

Glenny memperkirakan proses pemulihan penuh membutuhkan waktu dua tahun hingga Garuda kembali mencetak laba.

Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menambahkan bahwa seluruh rencana ekspansi saat ini sedang dihitung ulang. 

Adanya posisi baru Direktur Transformasi yang dijabat Neil Raymond Mills membuat evaluasi armada dan jaringan rute dilakukan lebih ketat.

“Bukan dibatalkan, tapi sebagian akan kami tunda sampai analisisnya final,” kata Thomas.

Keputusan menahan ekspansi ini menjadi sinyal kuat bahwa di bawah nahkoda baru Glenny Kairupan, Garuda memilih stabilitas dan efisiensi lebih dulu, sebelum kembali terbang lebih tinggi.
 
 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved