Kamis, 20 November 2025

HIMKI: Kolaborasi Kampus dan Industri Jalan bagi Indonesia untuk Keluar dari Middle Income Trap

Jika Indonesia ingin mencapai Visi 2045, maka kualitas, manusia, dan karakter harus menjadi sistem nasional

Penulis: Sanusi
Istimewa
INDONESIA EMAS - Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menjadi narasumber pada launching ceremony Lembaga Sertifikasi Profesi ( LSP) Universitas Tarumanagara Jakarta. Ia metebut ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah momentum penting bagi perjalanan industri mebel dan kerajinan nasional. 

Ringkasan Berita:
  • Indonesia memasuki momentum penting untuk melompat menjadi pusat produksi dan kreativitas dunia, apabila mampu membangun standar kualitas.
  • Jika Indonesia ingin mencapai Visi 2045, maka kualitas, manusia, dan karakter harus menjadi sistem nasional

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menjadi narasumber pada launching ceremony Lembaga Sertifikasi Profesi ( LSP) Universitas Tarumanagara Jakarta. 

Katanya, Ini bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah momentum penting bagi perjalanan industri mebel dan kerajinan nasional.

"Kehadiran HIMKI di acara ini menegaskan komitmen asosiasi bahwa peningkatan daya saing tidak mungkin tercapai tanpa pondasi SDM yang kuat. Sertifikasi profesi yang relevan, mutakhir, dan sesuai kebutuhan pasar nasional maupun global adalah titik awal dari transformasi tersebut," ujarnnya, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Indonesia Terjebak Dalam Pendapatan Kelas Menengah, Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen Selama 20 Tahun

Kolaborasi bersama Universitas Tarumanagara membuka ruang inovasi yang besar. Melalui penyusunan standar kompetensi, program pelatihan yang terarah, serta mekanisme sertifikasi yang selaras dengan kebutuhan industri, asosiasi sedang membangun jembatan langsung antara dunia akademik dan realitas lapangan. Ini adalah model kemitraan yang tidak hanya memperkuat kualitas tenaga kerja, tetapi juga membantu mendorong target ekspor hingga 6 miliar dolar AS pada tahun 2030.

HIMKI menyambut langkah strategis UNTAR ini dengan penuh optimisme. HIMKI siap bersinergi, memperkuat ekosistem industri nasional, dan memastikan bahwa SDM Indonesia mampu menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang pasar global yang terus berkembang.

Momentum

Menurut Sobur, Indonesia memasuki momentum penting untuk melompat menjadi pusat produksi dan kreativitas dunia, apabila mampu membangun standar kualitas dan kompetensi manusia sebagaimana dilakukan Jepang melalui filosofi Monozukuri, Hitozukuri, dan Wahitozukuri.

Menurut Sobur, keberhasilan Jepang tidak berdiri di atas teknologi semata, tetapi pada ekosistem manusianya. “Excellence through mastery bukan slogan—itu karakter bangsa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa hal yang sama hanya dapat dicapai Indonesia bila semua institusi bergerak serempak memperkuat kompetensi nyata tenaga kerja muda.

Sobur memberikan apresiasi khusus kepada Universitas Tarumanagara (UNTAR) yang telah mengambil peran sebagai pelopor perguruan tinggi berbasis kompetensi. Melalui penguatan LSP internal dan integrasi kurikulum berbasis praktik, UNTAR menjadi salah satu model keterhubungan antara kampus dan industri yang paling progresif saat ini.

“UNTAR menunjukkan bahwa pendidikan tinggi Indonesia mampu sejajar dengan benchmark Jepang jika berani berubah ke arah competency-based education,” ungkapnya.

Ia juga memberikan penghargaan kepada BNSP atas kerja sistematis membangun standar sertifikasi profesi nasional. “BNSP adalah penjaga mutu kompetensi nasional. Tanpa sistem sertifikasi yang kredibel, Indonesia tidak mungkin bersaing di pasar tenaga kerja Asia maupun global,” tegas Sobur.

Menurutnya, kolaborasi antara kampus, industri, dan lembaga sertifikasi merupakan fondasi bagi kehadiran SDM yang credible, measurable, employable, dan siap masuk ASEAN–Global Skill Passport.
 
Sobur mengingatkan bahwa dalam dekade 2025–2045, Indonesia hanya akan dapat memanfaatkan bonus demografi bila kualitas SDM meningkat. Bila tidak, risiko stagnasi akan semakin besar.

“Masalah kita bukan kurang orang cerdas. Masalahnya standar kita belum naik. Kita butuh budaya praktik, portofolio nyata, dan sertifikasi profesi. Itulah jembatan menuju daya saing global,” kata Sobur menegaskan. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved