Ibadah Haji 2025
Ini Skema Pergerakan Jemaah Haji ke Arafah, Muzdalifah, Mina
Skema pergerakan jemaah haji Indonesia di Armuzna telah disiapkan secara matang.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Skema pergerakan jemaah haji Indonesia di Armuzna telah disiapkan secara matang.
Hal ini disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief melalui jumpa pers langsung dari Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Senin (2/6/2025).
Baca juga: Saat Ramai Kisruh Haji Furoda, Khofifah dan Cak Imin Berhaji dengan Visa Mujamalah, Apa Bedanya?
Hilman membeberkan pergerakan jamaah ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) melibatkan pengelompokan berdasar syarikah dan markaz.
"Pengelompokan jemaah dilakukan berdasarkan data syarikah dan lokasi markaznya," jelasnya.
Petugas Haji Indonesia juga membentuk kafilah adhoc untuk efisiensi pergerakan.
Baca juga: Tak Perlu Bawa Koper, Ini Barang yang Wajib Dibawa Jemaah Haji saat Wukuf di Arafah 5 Juni 2025
Juga ada war room bersama dibentuk antara Petugas Haji Indonesia (PPIH) dan Syarikah untuk sinkronisasi data.
Tiga Skema Utama Pergerakan Jemaah
Menurut Hilman, ada tiga skema utama pergerakan jemaah.
Pertama adalah skema reguler yang diikuti mayoritas jemaah.
Baca juga: Timwas Haji Berharap Skema Tanazul Bisa Jadi Peluang Minta Tambahan Kuota hingga 30.000 Jemaah Haji
"Skema reguler mencakup 67 persen jemaah atau sekitar 136 ribu orang," ujarnya.
Kedua adalah skema murur yang melibatkan 67 ribu jemaah.
Skema murur memungkinkan jemaah langsung dari Arafah ke Mina tanpa turun di Muzdalifah.

"Ini kami siapkan untuk efisiensi dan kenyamanan jemaah," tambahnya.
Skema ketiga adalah tanazul dengan target 37 ribu jemaah.
Jemaah tanazul akan melontar jumrah 10 Zulhijjah lalu kembali ke hotel.
Baca juga: Murur dan Tanazul Jadi Solusi pada Pelaksanaan Haji 2025 dari Kemenag RI
Mereka tidak mabit di Mina, melainkan langsung ke pemondokan.
Jemaah tanazul tinggal di hotel wilayah Syisyah dan Raudhah.
Hilman menegaskan perhatian khusus bagi jemaah lansia dan disabilitas.
Mereka mengikuti Safari Wukuf Khusus dengan fasilitas pendampingan.

Termasuk pengawalan medis dan hotel transit selama puncak haji.
"Tujuannya memastikan ibadah tetap aman dan layak dijalankan," ucap Hilman.
Hilman juga memaparkan skenario detail pergerakan jemaah.
Pergerakan dari Makkah ke Arafah dibagi tiga gelombang.
Pergerakan terakhir berangkat 8 Zulhijjah atau Rabu tengah malam pukul 00.00 WAS.
Jemaah murur bergerak dari Arafah 9 Zulhijjah atau Kamis pukul 19.00 malam waktu setempat.
Sedangkan jemaah reguler ke Muzdalifah mulai pukul 22.00 malam WAS.
Dari Muzdalifah ke Mina menggunakan angkutan transportasi sistem taraddudi hingga menjelang Subuh.
Setelah itu, jemaah akan kembali ke Makkah secara bertahap.
Proses ini disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi lapangan.
“Kami terus konsolidasikan data agar tidak ada jemaah tercecer,” kata Hilman.
Ia juga menegaskan tidak boleh ada jemaah yang terabaikan. Petugas haji Indonesia akan menyisir
hotel-hotel di Makkah saat pendorongan terakhir jamaah ke Arafah berakhir.
Hilman meminta doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia.
Agar jemaah diberikan kemudahan dalam menuntaskan ibadah haji.
“Mudah-mudahan semua kembali sebagai haji mabrur,” kata Hilman.
Tahun ini, Indonesia mendapat kuota 221.000 jamaah haji.
Sebanyak 203.320 berasal dari jamaah haji reguler. Sementara kuota jemaah haji khusus mencapai 17.680 orang yang dilayani oleh 335 PIHK. Para jamaah haji Tanah Air saat ini sudah berada di Mekah.
Sambil menunggu pergerakan ke Arafah, PPIH meminta jamaah menjaga kebugaran fisik dan memperdalam manasik haji menyambut puncak haji di Armuzna.(Tribun Timur/Media Centre Haji/Mansur Amirullah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.