Sabtu, 20 September 2025

Ibadah Haji 2025

Suhu di Tanah Suci Bisa Capai 50 Derajat Celsius, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan Jelang Armuzna

Jemaah haji Indonesia diminta untuk menjaga kesehatan menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Tribunnews.com/Dewi Agustina
CUACA PANAS - Cuaca di Tanah Suci saat ini sangat panas, bisa mencapai 50 derajat Celsius. Karenanya, jemaah diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari. Bahkan untuk shalat Jumat pun dianjurkan di sekitar hotel masing-masing. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Dirinya meminta jemaah untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. 

"Cuaca saat ini sangat panas, bisa mencapai 50 derajat Celsius. Karenanya, jemaah diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari. Bahkan untuk shalat Jumat pun dianjurkan di sekitar hotel masing-masing," ujar Nasaruddin melalui keterangan tertulis, Selasa (3/6/2025).

Selain itu, dirinya meminta jemaah mematuhi seluruh aturan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.

Dirinya menegaskan bahwa seluruh jemaah harus menghindari aktivitas di luar tenda saat berada di Arafah, termasuk kunjungan ke Jabal Rahmah. 

Kepolisian Arab Saudi, kata Nasaruddin, akan menertibkan mobilitas jemaah guna mencegah risiko kesehatan akibat suhu ekstrem.

"Kita juga diingatkan agar tidak memaksakan diri melakukan ibadah-ibadah sunnah yang berlebihan, seperti umrah berkali-kali, karena dapat menguras energi dan berdampak buruk pada kesehatan," katanya. 

Dalam pertemuan lanjutan dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Pemerintah Saudi menyampaikan keprihatinan atas tingginya jumlah jemaah wafat, terutama dari Indonesia. 

Mereka menanyakan sistem seleksi kesehatan sebelum keberangkatan serta jumlah dan distribusi tenaga medis yang disiapkan.

Nasaruddin menjelaskan bahwa dokter Indonesia sebelumnya dibatasi ruang geraknya dalam memberikan perawatan di tenda atau klinik sendiri. 

Namun setelah dialog dengan pihak Saudi dan penjelasan dari Kepala BPOM sekaligus anggota Amirul Hajj, Taruna Ikrar, aturan tersebut dilonggarkan.

“Menteri Kesehatan Saudi akhirnya menyepakati bahwa dokter Indonesia dapat kembali memberikan layanan medis di klinik-klinik haji. Ini penting, karena banyak jemaah merasa lebih nyaman berobat di klinik Indonesia, apalagi ada kendala bahasa jika langsung ke rumah sakit Saudi,” jelasnya.

Menag menyambut baik sikap kooperatif Pemerintah Arab Saudi dan menyebutnya sebagai bentuk kerja sama yang produktif. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan