Ibadah Haji 2025
Apresiasi Petugas Haji, Menteri PPPA Beri Catatan terkait Layanan Jemaah Perempuan & soal Istithaah
Menteri Arifah Fauzi memberikan apresiasi terhadap Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah.
Penulis:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan apresiasi terhadap Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah Indonesia.
Arifah melihat semangat yang luar biasa dari para petugas haji untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada jemaah.
Baca juga: Kisah Jemaah Asal Cirebon 3 Hari Simpan Ponsel Petugas Haji yang Hilang di Arafah
"Saya berikan apresiasi dulu setinggi-tingginya buat petugas haji yang telah melaksanakan tugas memberikan pelayanan terbaik kepada para jemaah. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tapi, saya melihat semangat luar biasa dari para petugas haji untuk memberikan layanan terbaik," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi kepada Media Center Haji Daker Bandara di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Selasa (10/6/2025) siang.
Di sisi lain, Menteri Arifah memberikan beberapa catatan terkait layanan terhadap jemaah perempuan dalam rangka membangun haji yang ramah perempuan.
Pertama adalah terkait jumlah petugas perempuan.
Menurut Arifah, tahun 2025 ini jumlah jemaah haji perempuan dari Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan jemaah laki-laki, yakni sebanyak 55 persen atau 60 persen.
"Maka ini harus diimbangi jumlah petugas yang seimbang dengan jumlah jemaah perempuan," ujarnya.
Kedua mengenai pembimbing ibadah.
Selama ini kata Menteri Arifah, pembimbing ibadah (bimbad) perempuan minim jumlahnya.
Baca juga: Jutaan Jamaah Haji Tinggalkan Mina, Persiapan Tawaf Al-Wida Berjalan Lancar
"Karena apa, perempuan mempunyai bimbad yang berbeda dengan laki-laki. Ada hal-hal khusus yang hanya bisa dikonsultasikan dan nyaman untuk dikonsultasikan bila bimbadnya perempuan," ujarnya.
Ketiga, tentang fasilitas. Terkait fasilitas ini memang ada perubahan, misalnya satu rombongan, ada di beberapa hotel.
"Ini memang ada sistem baru dan memang ini kebijakan dari pemerintah Saudi Arabia," ujarnya.
Arifah mengatakan pihaknya memang berusaha melakukan penyesuaian, namun masih ada persoalan-persoalan yang terjadi.
"Dari catatan-catatan ini, nanti kami akan diskusikan bagaimana ke depan ini bisa lebih baik lagi," kata Arifah.
Ketika ditanya berapa idealnya persentase jemaah perempuan dibanding petugas perempuan, Arifah tidak menyebut angka pasti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.