Ibadah Haji 2025
Kisah Haru Petugas Haji Rawat Lansia Demensia, Rela Tidur di Lantai dan Dampingi hingga Pulang
Selama masa perawatan, Kamalyanto sempat merasa bersalah saat terpisah mobil dari Gedda saat miqat di Bir Ali, hingga sang nenek tak tahu harus buang
Penulis:
Dewi Agustina
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Di tengah ribuan jemaah haji Indonesia di Tanah Suci, kisah pengabdian Kamalyanto Akhmad, seorang perawat muda asal Kloter UPG 07, mencuri perhatian.
Untuk pertama kalinya bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Daerah (TKHD), ia dihadapkan pada tantangan besar: merawat seorang jemaah lansia penderita demensia sejak tiba di Madinah hingga pulang ke Indonesia.
“Alhamdulillah juga pertama kali saya mendaftar jadi petugas haji dan lulus juga tahun ini,” ujar Kamalyanto kepada Tribunnews.com, Minggu (15/6/2025).
Dirawat Penuh Dedikasi, dari Madinah sampai Makkah
Pasien bernama Gedda (82), jemaah haji asal Sidrap, Sulawesi Selatan, tiba di Madinah dengan istithaah kesehatan yang memadai.
Namun, keluhan demensia mulai muncul saat menjalankan ibadah. Setelah berkoordinasi dengan klinik KKHI, Kamalyanto memutuskan untuk merawat Gedda secara pribadi agar tetap mendapatkan sentuhan medis dan emosional dari sesama warga Indonesia.
“Saya rawat beliau, malah saya kasih tidur di kamar saya, ibu Gedda tidur di atas ranjang, saya di bawah sambil kasih obatnya secara rutin,” jelasnya.
Baca juga: Kementerian Kesehatan: Puluhan Jemaah Haji Indonesia Positif Covid-19, Kini Dirawat di RS Arab Saudi
Demensia menyebabkan Gedda mengalami disorientasi tempat. Ia sering tak menyadari sedang berada di Tanah Suci dan sulit berkomunikasi karena hanya memahami bahasa daerah.
Namun, Kamalyanto menjadi satu-satunya orang yang mampu menenangkan dan mengarahkannya.
Insiden Kecil dan Momen Emosional

Selama masa perawatan, Kamalyanto sempat merasa bersalah saat terpisah mobil dari Gedda saat miqat di Bir Ali, hingga sang nenek tak tahu harus buang air kecil di mana.
Namun, ia juga menyaksikan sisi unik pasiennya yang satu itu.
“Ada uangnya, dia selalu ingat. Dia bilang ada yang ambil uang saya sekitar segini dan harus kembalikan,” kenangnya.
Setelah satu minggu di Makkah dan perawatan intensif, kondisi Gedda membaik.
“Saya sudah kembalikan ke kamar dan dia sudah berorientasi dengan teman sekamar,” ujar Kamalyanto.
Cerita Ikhlas dari Jemaah Lain: Erni dan Nenek NT

Tak hanya Kamalyanto, jemaah Kloter JKS 01, Erni Istari, juga menunjukkan kepedulian luar biasa.
Meski berangkat haji seorang diri, Erni secara sukarela membantu nenek NT Nasihartini yang juga berhaji tanpa pendamping. Keduanya tak saling kenal sebelumnya, meski tinggal di kompleks yang sama.
Tanpa pamrih, Erni merawat NT seperti ibunya sendiri.
Bahkan, saat terjadi insiden kecil di Mina, ia tetap menyikapinya dengan ikhlas.
“Saya juga nyesel ya. Tapi kalau kita sudah paham agama, apa yang terjadi sudah kehendak Allah,” ucap Erni lirih.
Akhir Manis: Semua Kembali dengan Selamat

Kini Kamalyanto, Gedda, Erni, dan Nasihartini telah kembali ke kampung halaman masing-masing dalam kondisi lebih baik.
Kisah mereka menjadi potret kemanusiaan dan solidaritas dalam ibadah haji, yang tak hanya menuntut kekuatan fisik, tetapi juga kelembutan hati dan ketulusan niat.
(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
Ibadah Haji 2025
Komite 3 DPD RI Usul Ada Kompensasi Otomatis Terhadap Jemaah Haji Telat atau Gagal Berangkat |
---|
Mekanisme Kuota Haji, Bagaimana Peran Pemerintah dan Swasta Memotong Daftar Antrean? |
---|
Kepala BP Haji: Isu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia jadi Sorotan Arab Saudi |
---|
Kepala BP Haji Pastikan Belum Minta Tambahan Kuota Haji dari Pemerintah Arab Saudi |
---|
ICW Laporkan Dugaan Korupsi Haji 2025: Diduga Ada ASN Lakukan Pungli Makanan, Negara Rugi Rp251 M |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.