Rabu, 27 Agustus 2025

II World Media Summit

Moskow Summit, Antara Karakter dan Jurnalisme Praktis

Forum memperkuat karakter media massa tradisional sebagai alat utama dalam berjuang agar tidak punah dari gempuran media sosial

Penulis: Dahlan Dahi
zoom-inlihat foto Moskow Summit, Antara Karakter dan Jurnalisme Praktis
TRIBUN JAKARTA/Dahlan Dahi
Pemimpin puncak media massa dari 102 negara berkunjung ke Taman Nasional Rusia di pinggiran kota Moskow. Mereka adalah peserta II World Media Summit yang berasal dari 213 kantor berita, portal berita, stasiun televisi, dan radio. (TRIBUN JAKARTA/Dahlan Dahi)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dahlan Dahi, dari Moskow

TRIBUNNEWS.COM - Terasa benar "suasana Rusia" dalam II World Media Summit di Moskow, 5-7 Juli 2012. Jauh berbeda dengan, katakanlah, acara-acara pertemuan pimpinan puncak media massa yang digelar organisasi wartawan dunia, WAN-IFRA.

Pada World Media Summit kita menemukan karakter jurnalisme dan --karena itu-- karakter media massa. Sedangkan spirit WAN-IFRA lebih mengedepankan aspek praktis dari jurnalisme dan media massa, terutama how to survive (bagaimana bisa bertahan) dalam landskap media massa yang berubah drastis.

Sisi praktis WAN-IFRA dengan gampang terlihat pada topik acara yang disuguhkan dan pembicara yang ditampilkan. Misalnya, menampilkan praktisi dengan best practices dari social media, monetize media online, strategi menggarap pembaca muda, dan topik-topik baru jurnalisme lainnya.

Bila Media Summit mengambil porsi waktu yang cukup besar untuk aspek "ideologis" dengan menjawab "what happen" dan "why" para jurnalisme dan media massa, maka WAN-IFRA ingin menjawab "how to", langkah demi langkah, sisi praktis.

Di WAN-IFRA, keterlibatan pemerintah tidak ada sama sekali. Sebaliknya, pada World Media Summit, keterlibatan pemerintah, setidaknya dalam bentuk pendanaan dan fasilitas sangat menonjol.

Saya kebetulan diutus Tribunnews.com untuk menghadiri II Media Summit di Moskow, Rusia, dan acara WAN-IFRA di Amsterdam, Belanda, tahun 2008 (lihat laporannya di sini). Kendati terdapat perbedaan mendasar pada semangat dan pendekatan, pendekatan Media Summit dan WAN-IFRA tetap berguna dan saling melengkapi.

***  

SPIRIT dari World Media Summit bisa ditemukan para pertemuan puncak pertama di Beijing tahun 2009. Penyelenggaranya adalah Xinhua News Agency, kantor berita China. Peserta utamanya adalah kantor berita Itar-Tass dari Rusia.

Dari sini saja sepintas terlihat bahwa Media Summit adalah upaya membangun aliansi pimpinan puncak media massa di negara non-Amerika Serikat dan non-Eropa.

Memang dalam presidium ada wakil-wakil dari media barat. Dari Amerika Serikat, misalnya, ada News Corp (Rupert Murdock) dan New York Times. Sedangkan dari Inggris ada BBC.

Pada pertemuan di Moskow, wakil News Corp dan New York Times tidak terlihat. Yang muncul adalah wakil dari stasiun TV, NBC. Saya bertemu kepala perwakilannya yang berbasis di Beijing, China, seorang pria Bangladesh yang asyik diajak berdiskusi sampai larut malam.

"NBC akan masuk dalam presidium," kata Eric Baculinao, Kepala Biro NBC Beijing, dalam perbincangan dengan Tribunnews.com di sela-sela Moskow Summit.

Delegasi NBC, yang hanya mengutus pejabat setingkat kepala biro, tentu saja berbeda dengan utusan dari 212 media massa lainnya yang mengirim pejabat setingkat CE0, direktur, atau setidak-setidaknya editor in chief (pemimpin redaksi).

Faktor lain adalah asal peserta. Sebagian terbesar peserta Media Summit berlatar belakang news agency atau kantor berita. Baru pada summit kali ini, forum diperluas dengan mengundang media online dari seluruh dunia.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan