Rabu, 27 Agustus 2025

II World Media Summit

Moskow Summit, Antara Karakter dan Jurnalisme Praktis

Forum memperkuat karakter media massa tradisional sebagai alat utama dalam berjuang agar tidak punah dari gempuran media sosial

Penulis: Dahlan Dahi
zoom-inlihat foto Moskow Summit, Antara Karakter dan Jurnalisme Praktis
TRIBUN JAKARTA/Dahlan Dahi
Pemimpin puncak media massa dari 102 negara berkunjung ke Taman Nasional Rusia di pinggiran kota Moskow. Mereka adalah peserta II World Media Summit yang berasal dari 213 kantor berita, portal berita, stasiun televisi, dan radio. (TRIBUN JAKARTA/Dahlan Dahi)

Tribunnews.com dan Detikcom masuk dalam kategori ini. Kantor berita Antara, TVRI, dan RRI termasuk yang diundang dari Indonesia.

Pada III Media Summit tahun 2014 di Bahrain, panitia akan mengundang aktivis terutama dari negara-negara yang terlibat perang dan revolusi. Yang terakhir ini mengacu pada negara-negara Arab yang sedang mekar Arab Springs.

Summit di Moskow juga banyak dihadiri sekutu-sekutu terbaik Rusia dalam percaturan politik internasional. China dan Iran masuk dalam kelompok ini. Hadir juga wakil dari negara Amerika Latin dari poros kiri seperti Argentina dan Brasil.

Yang menarik, wakil dari Korea Utara, negara komunis yang selama ini diisolasi dunia barat, justru menjadi salah satu peserta terhormat dalam summit di Moskow. Mereka dari kantor berita KCNA. Salah satu dari delegasi Korea Utara ini mengenal nama Megawati Soekarnoputri.

Mengingat latar belakang itu, masuk akal kalau pemerintah terlibat dalam media summit. Di Beijing, summit dibuka Presiden China. Sedangkan di Rusia, Vladimir Putin direncanakan membuka namun batal dan diwakili Ketua Duma (DPR-nya Federasi Rusia).

Inilah yang disindir wakil BBC ketika diberi kesempatan melakukan presentasi, namun kemudian segera mengundang protes dari Touraj Shiralilou (Direktur Hubungan Internasional kantor berita Iran, IRNA) yang menyatakan solidaritas terhadap tuan rumah Rusia.

Terasa nuansa politiknya mengingat Iran, yang terus ditekan Amerika Serikat soal isu nuklir, adalah "sahabat" Rusia.

***

DEPUTY Editor in Chief Al Ahram, Chada El Sharkawy, mengatakan, memang terasa nuansa politik dalam II World Media Summit di Moskow.

"Sama sekali tidak ada yang praktis," kata wanita setengah baya ini pada perbincangan dengan Tribunnews.com dalam perjalanan dari Crown Plaza Hotel menuju Bandara Demodedovo di Moskow.

"Tapi saya akan hadir lagi di Bahrain kalau diundang. Bagaimana pun, dengan adanya forum seperti ini, kita bisa membangun jaringan dengan para pimpinan puncak media massa di seluruh dunia," kata wakil pemimpin redaksi koran terbesar di Mesir tersebut.

Hal lain tentu saja adalah kekayaan perspektif. Diskusi intens selama dua hari bukan saja memperluas cakrawala melihat persoalan tapi juga sekaligus meneguhkan posisi terhadap berbagai isu terbaru setelah mendengar pengalaman pimpinan media massa di banyak negara.

II World Media Summit dihadiri sekitar 300 pimpinan puncak media massa, termasuk CEO sejumlah kantor berita, koran, televisi, radio, dan media online --menjadikannya forum yang disebut panitia sebagai pertemuan "orang-orang berpengaruh" pada media massa global.

Memang masuk akal juga disebut "orang-orang berpengaruh" karena para pemimpin media massa mainstream yang diundang khusus oleh Itar-Tass sebagai tuan rumah setidak-tidaknya ikut mempengaruhi pembentukan opini publik di negara masing-masing.

Yang juga positif adalah "aneka perspektif" seperti terlihat dalam diskusi. Moderator memang selalu membuka ruang diskusi, tidak pernah menyela pembicara, sehingga serupa dengan sidang PBB. Beberapa pembicara bahkan menyiapkan naskah presentasi secara tertulis, mirip pembacaan pernyataan sikap.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan