Rabu, 5 November 2025

Kisah mantan PSK yang dirikan penampungan pensiunan pelacur

Setelah bertahun-tahun menjajakan diri di Mexico City, Carmen Munoz berkampanye untuk mendirikan penampungan bagi para pensiunan PSK.

Namun perempuan itu menimpali, "Kamu lebih suka memberikannya kepada suami yang bahkan tidak memberimu cukup uang untuk membeli sabun untuk mencuci, daripada memberikannya kepada orang lain yang akan menghidupi anak-anak Anda?"

Dengan perasaan putus asa, ia pun akhirnya pergi dengan pria itu. Ia memberinya 1.000 peso seperti yang dijanjikan, tetapi ia mengatakan tak ingin apa-apa. Ia tidak ingin memanfaatkan keputusasaannya, katanya.

Mungkin laki-laki itu tahu bahwa ia akan kembali.

Hari berikutnya, rasa putus asa Munoz berubah menjadi perlawanan. Ia kembali ke sudut yang sama di Plaza Loreto berpikir pada dirinya sendiri, "Mulai sekarang, anak-anak saya tidak akan kelaparan lagi."

Soledad

Soledad, salah seorang penghuni Casa Xochiquetzal, sedang berada di kamar tidurnya.

Selama 40 tahun ia melakoni hidupnya sebagai seorang pekerja seks yang mangkal di sudut-sudut Plaza dan jalan-jalan sekitarnya.

Wilayah ini dikenal dengan nama Merced - di sana terdapat 106 blok yang ramai yang merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO, di sana terdapat beberapa bangunan tertua di pusat kota, pusat komersial utama, dan kawasan merah terbesar di kota itu. Di sana juga terdapat setidaknya satu hotel kumuh di setiap blok.

"Saat pertama kali saya memasuki industri seks saya terpesona oleh uang," kata Munoz. "Saya menyadari bahwa saya berharga, bahwa seseorang akan membayar untuk bisa bersama saya, ketika ayah dari anak-anak saya mengatakan bahwa saya tidak bernilai dan saya sangat jelek."

Namun banyak pengorbanan saat bekerja di jalanan. Ia harus menghadapi penguasa wilayah dan mucikari yang meminta uang. Belum lagi kekerasan seperti pemukulan dan pelecehan seksual, dan itu menjadi hal biasa baginya dan ia pun menjadi kecanduan obat-obatan dan alkohol.

Namun, ia tetap bersyukur terlepas dari apa yang sudah dialaminya.

"Berkat pekerjaan seks yang saya jalani, saya bisa mengurus anak-anak dan memberi mereka rumah, tempat tinggal yang bermartabat untuk menjalani hidup," katanya.

Dan beberapa tahun kemudian, ia juga mampu menyediakan rumah bagi orang lain.

Pekerja seks

Luchita, salah seorang mantan pekerja seks yang juga tinggal di panti itu tengah merias diri.

Suatu malam, ia melewati sebuah terpal kotor yang bergerak di tepi jalan. "Saya menghampirinya dan menariknya ke atas, saya pikir ada anak-anak di bawahnya," katanya. Namun, yang ia temukan ternyata tiga perempuan tua yang tengah berdempetan supaya tetap hangat. Ia mengenali mereka sebagai sesama pekerja seks.

"Ini menyakitkan, sebagai manusia sakit rasanya melihat mereka seperti itu," kata Munoz.

Ia lalu menolong para perempuan itu, membelikannya kopi, dan mencarikan kamar di sebuah hotel murah.

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved