Kisah mantan PSK yang dirikan penampungan pensiunan pelacur
Setelah bertahun-tahun menjajakan diri di Mexico City, Carmen Munoz berkampanye untuk mendirikan penampungan bagi para pensiunan PSK.
Keluarga mereka tidak menerimanya, sehingga mereka tidak punya tempat untuk pulang. Munoz bertekad untuk melakukan sesuatu terhadap mereka.
Selama 13 tahun berikutnya ia melobi pemerintah kota untuk menyediakan penampungan bagi para pekerja seks berusia lanjut dan tunawisma. Dengan dukungan dari beberapa artis terkenal, tetangga dari Merced dan rekannya sesama pekerja seks, ia akhirnya berhasil membujuk mereka.
Pemerintah kota memberinya sebuah gedung tua dan besar dari abad ke-18 yang letaknya hanya beberapa blok dari Plaza Loreto.
Kebahagiaan para perempuan saat pertama kali membuka pintu rumah itu sungguh tak ternilai. "Ini adalah pengalaman yang luar biasa," kata Munoz. "Kami menangis dengan sukacita, tertawa dan berteriak: 'Wow, kita sekarang memiliki rumah.'"
Norma, tengah tidur di kamarnya di tempat penampungan Casa Xochiquetzal.
Butuh waktu lama dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk merombak gedung tua itu, mereka menamakan tempat penampungan itu Casa Xochiquetzal, yang diambil dari nama dewi Aztec yang merupakan dewi kecantikan dan lambang kekuatan seksual.
Ketika saya meninggalkan jalanan Merced yang hingar bingar dan memasuki Casa Xochiquetzal, para perempuan lanjut usia itu tengah mendengarkan musik.
Di sana tengah berlangsung kursus membuat perhiasan dan bunga plastik, lalu aroma kue yang dipanggang tercium, puluhan penghuni tengah sibuk membuat kue.
Selain mengajakan keterampilan baru kepada para perempuan lanjut usia itu, Casa Xochiquetzal juga bermaksud untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan dengan mengadakan kursus kepercayaan diri, pengecekan kesehatan dan konseling.
Para penghuni Casa Xochiquetzal tengah merayakan hari Meksiko Bicentennial.
Ruangan Marbella Aguilar, salah seorang penghuni, dipenuhi oleh buku-buku, penulis favoritnya adalah Pablo Neruda, Leo Tolstoy dan Franz Kafka.
"Buku sudah menjadi teman saya sejak saya berusia sembilan tahun," katanya.
Saat masih kanak-kanak anak, sekitar 60 tahun yang lalu, orang tuanya mengusirnya. Untungnya ada perempuan lain yang membawanya, namun ia meninggal saat Aguilar berusia 16 tahun, dan ia harus membiayai sekolahnya sendiri.
Ia tak mampu membiayai sekolahnya, lalu ia pun mulai menjual tubuhnya. "Tak ada lagi yang bisa saya lakukan," katanya.
Aguilar bekerja serabutan dan sesekali menjadi pekerja seks, ia harus menyekolahkan ketiga anaknya. Tapi ketika salah seorang putrinya meninggal karena leukemia, ia mengalami depresi berat, tidak bisa bekerja dan diusir dari rumah kontrakannya karena tidak mampu membayar sewa.
Pada saat itu panti Casa Xochiquetzal menyelamatkannya dan kini ia mempunyai penghasilan dengan menjual perhiasan di pasar terdekat.