Sabtu, 30 Agustus 2025

Kisah Mata Hari, Penari Telanjang Merangkap Agen Mata-mata Eropa yang Pernah Tinggal di Jawa Timur

Satu dekade sebelumnya, perempuan ini bersentuhan dengan orang-orang penting di berbagai ibu kota negara di Eropa.

Editor: Hasanudin Aco
Bibliothèque nationale de France
Mata Hari saat berpose di Paris. 

Titik terang itu datang dalam wujud berbagai dokumen yang dirilis Kementerian Pertahanan Prancis, termasuk transkrip interogasi Mata Hari oleh dinas antispionase Prancis pada 1917.

Ada pula surat-surat telegram yang dikirimkan atase militer Jerman di Madrid ke Berlin yang berujung pada penangkapan Mata Hari di sebuah hotel di Champs-Elysees, Paris. Belakangan surat-surat tersebut menjadi bukti kunci dalam persidangannya.

Beberapa dokumen itu kini dipamerkan di Museum Fries, Leeuwarden, Belanda—kampung halaman Mata Hari.

Lahir dengan nama Margarethe Zelle pada 1876, Mata Hari mengalami kehidupan luar biasa sekaligus tragis. Setelah menikah dengan perwira Belanda keturunan Skotlandia, Kapten Rudolf Macleod, Zelle hijrah ke Malang, Jawa Timur, pada 1897 yang saat itu masih menjadi daerah kekuasaan Hindia Belanda.

Pernikahan itu tak berjalan langgeng dan berakhir dengan perceraian.

Selanjutnya dia bertolak ke Paris dan menamai dirinya dengan sebutan Mata Hari sebagai nama panggung untuk pertunjukan menari bergaya erotis.

"Kalaupun dia tidak menjadi mata-mata, Mata Hari akan dikenang sampai sekarang atas apa yang dia lakukan di kota-kota besar Eropa pada bagian awal abad lalu," kata Hans Groeneweg, kurator Museum Fries.

"Sedikit banyak dia menciptakan striptis sebagai bentuk tarian. Kami memamerkan bukti-bukti pertunjukannya dan ada tumpukan kliping surat kabar beserta foto-foto. Saat itu dia merupakan selebritis sosialita," tambah Groeneweg.

Namun, sedihnya, cerita mengenai Mata Hari didominasi oleh kiprahnya dalam dunia mata-mata. Selama betahun-tahun banyak sejarawan membelanya. Beberapa di antara mereka menilai dia dikorbankan karena Prancis memerlukan mata-mata untuk menjelaskan ke publik tentang kegagalan dalam perang.

Bagi kaum feminis, Mata Hari menjadi kambing hitam yang sempurna karena 'moralnya yang buruk' akan membuat dirinya mudah dicap sebagai musuh Prancis.

Mata Hari hanyalah korban?

Mata Hari diketahui kembali ke Prancis melalui Spanyol pada 1916 setelah singgah sebentar di London untuk diinterogasi dinas intelijen Inggris, MI6.

Di Madrid, dia menjalin kontak dengan Arnold von Kalle, atase militer Jerman. Belakangan Mata Hari mengaku aksinya ini ditempuh untuk memenuhi janjinya kepada intelijen Prancis, bahwa dia akan menggunakan jaringan perwira Jerman yang dia kenal sebelum perang demi membantu Sekutu.

Namun, telegram yang dikirim Kalle ke atasannya di Berlin yang membongkar identitas agen H21 alias Mata Hari. Dalam surat telegram itu, Kalle membeberkan alamat rumah, rekening bank, hingga nama pembantu setianya. Siapapun yang membacanya tak akan ragu bahwa agen H21 adalah Mata Hari.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan