Sabtu, 30 Agustus 2025

Kisah Mata Hari, Penari Telanjang Merangkap Agen Mata-mata Eropa yang Pernah Tinggal di Jawa Timur

Satu dekade sebelumnya, perempuan ini bersentuhan dengan orang-orang penting di berbagai ibu kota negara di Eropa.

Editor: Hasanudin Aco
Bibliothèque nationale de France
Mata Hari saat berpose di Paris. 

Intelijen Prancis, menurut beberapa sejarawan, sejak lama mampu memecahkan bahasa kode di dalam tulisan surat telegram tersebut. Jerman pun tahu intelijen Prancis sudah bisa memecahkannya. Toh, Kalle tetap mengirimkannya ke Berlin. Dengan kata lain, Kalle ingin intelijen Prancis membacanya.

Jadi, asumsi ini berpendapat bahwa Jermanlah yang menuntun Prancis untuk menangkap dan mengeksekusi agennya sendiri.

Asumsi lain menilai Prancis yang menciptakan dokumen itu untuk mengambinghitamkan Mata Hari dan memuaskan publik. Pasalnya, mengapa hanya ada terjemahan resmi? Di mana telegram aslinya?

Kedua teori itu sama-sama berpandangan bahwa Mata Hari hanyalah korban, sedangkan Jerman atau Prancis ingin agar dia dilenyapkan.
Rincian interogasi

Selama bertahun-tahun, rincian interogasi Mata Hari oleh jaksa Pierre Bouchardon tidak bisa diakses para sejarawan.

Namun, berkat dokumen yang dirilis Kementerian Pertahanan Prancis, asumsi mengenai Mata Hari bisa dipatahkan.

Berdasarkan transkrip interogasi pada Juni 1917, Margarethe Zelle memutuskan untuk mengakui perbuatannya.

Kepada Bouchardon, dia mengaku telah direkrut Jerman sebagai mata-mata pada 1915 di Den Haag, Belanda.

Keputusannya itu dilatarbelakangi keputusasaan untuk bisa kembali ke Paris pada awal perang. Karl Kroemer, konsul Jerman di Amsterdam, menyanggupi mengirimnya ke Paris, asalkan dia bisa menyediakan informasi secara berkala. Sejak saat itulah Agen H21 diciptakan.

Mata Hari berkeras bahwa dirinya hanya ingin mengambil uang yang ditawarkan kemudian lari. Dia mengklaim bahwa kesetiaannya ada pada Sekutu, sebagaimana dia tunjukkan saat berjanji membantu intelijen Prancis.

Pengakuan tersebut malah membawanya ke Chateau de Vincennes di pinggiran timur Kota Paris. Mata Hari dituntun ke sebuah tiang di tanah lapang dengan satu tangan terikat. Sebanyak 12 serdadu mengarahkan senjata api mereka ke tubuhnya.

Beberapa laporan menyebut bahwa dia menolak matanya ditutup. Dia sempat melambaikan tangan ke pengacaranya. Sesaat kemudian suara letupan senapan terdengar dan Mata Hari jatuh terpuruk dengan lutut menghujam tanah.

Seorang perwira mendekati sambil menenteng pistol dan menembaknya sekali di bagian kepala.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan